Air Keran Siap Minum hingga Listrik Energi Terbarukan di Ibu Kota Baru

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Foto udara kawasan Bukit Nyuling, Tumbang Talaken Manuhing, Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Kamis (25/7/2019). Daerah yang menjadi bakal calon Ibu Kota Negara itu telah ditinjau oleh Presiden Joko Widodo pada bulan Mei lalu saat mengecek kelaikan lokasi terkait wacana pemindahan Ibu Kota Negara.
1/8/2019, 17.45 WIB

Pemerintah mulai membuka perencanaan untuk ibu kota baru di Kalimantan. Pemerintah memproyeksikan kota yang ramah lingkungan dengan sistem penyediaan air terintegrasi, pasokan listrik dari pembangkit energi terbarukan, hingga bangunan hijau alias green building.

Mengutip materi presentasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pemerintah merencanakan sistem terintegrasi untuk penyediaan air baku, air minum, dan pengelolaan greywater. Dari sistem tersebut, juga akan tersedia air keran siap minum.

"Jadi tidak sekadar keluar dari keran, tapi bisa diminum sehingga tidak banyak beli air mineral," kata Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam acara Dialog Nasional III: Pemindahan Ibu Kota Negara di kantornya, Jakarta, Kamis (1/8).  

(Baca: Jokowi: Ibu Kota Pindah Ke Kalimantan, Agustus Akan Diumumkan)

Pemerintah berencana menggunakan smart water management system untuk mendeteksi kebocoran, konsumsi, dan kualitas air. Sistem ini diperkirakan dapat mengurangi konsumsi air hingga 15%.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan kualitas air penting jadi perhatian. "Perlu diperhatikan rencana kualitas airnya karena di sana banyak tambang-tambang," kata dia.

Dari segi pasokan listrik, pemerintah merencanakan penggunaan teknologi smart grid. Tujuannya, semaksimal mungkin memanfaatkan matahari dan angin sebagai sumber listrik, menggantikan listrik yang bersumber dari batu bara sehingga mengurangi emisi karbon dioksida, mengontrol distribusi energi listrik ketika di jam puncak.

Halaman: