Harga minyak dunia menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (30/7), di tengah ekspektasi bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), akan memangkas suku bunga acuan.
Mengutip dari Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September tercatat US$ 57,18 per barel, naik US$ 0,31 atau 0,55%. Sedangkan harga minyak Brent untuk pengiriman September tercatat US$ 64,00 per barel, naik US$ 0,29 atau 0,46%.
Seperti dilansir dari Reuters, The Fed akan menggelar pertemuan dua hari pada pertengahan minggu ini. Presiden AS Donald Trump mengatakan pemotongan suku bunga kecil tidak cukup. Pelaku pasar memprediksi bank sentral AS menurunkan suku bunga 25 hingga 50 basis poin.
Pertumbuhan ekonomi di AS melambat pada kuartal kedua juga melemahkan prospek konsumsi minyak. Data ekonomi yang mengecewakan juga meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan yang lebih lambat.
(Baca: Harga Minyak Naik Dipicu Penurunan Stok AS dan Konflik di Timur Tengah)
Perundingan AS dan Tiongkok pada pekan ini juga menjadi fokus pasar saat ini. Keduanya akan melakukan negosiasi dagang untuk menjembatani kesenjangan antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.
Namun, Trump mengatakan, Tiongkok mungkin tidak ingin menandatangani kesepakatan perdagangan sampai setelah pemilihan AS 2020 rampung.
Di sisi lain, kenaikan harga minyak juga dipicu risiko berkurangnya pasokan akibat ketegangan di Selat Hormuz. Sebanyak seperlima pasokan minyak mentah dunia melintas melalui wilayah itu.
Ketegangan tersebut terjadi setelah Iran menangkap sebuah kapal tanker berbedara Inggris. Kejadian ini merupakan aksi balasan setelah pasukan Inggris menangkap kapal tanker Iran di dekat Selat Gibraltar.
(Baca: Kawasan Timur Tengah Masih Panas, Harga Minyak Naik Tipis)