ConocoPhillips Tetap Kontraktor Corridor, Hak Kelola Pertamina 30%

ANTARAFOTO | Widodo S. Jusuf
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati bersama Menteri ESDM Ignasius Jonan saat pembukaan acara Pertamina Digital Expo di Jakarta, 25 April 2018.
22/7/2019, 18.05 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan akhirnya memutuskan menyerahkan hak partisipasi Blok Corridor setelah 2023 kepada kontaktor eksisting, yaitu ConocoPhillips, Repsol, dan Pertamina. Penandatangan Surat Keputusan Persetujuan Perpanjangan dan Penetapan Bentuk dan Ketentuan-Ketentuan Pokok (Terms and Conditions) Kontrak Kerja Sama pada Wilayah Kerja (WK) Corridor oleh Menteri ESDM dilakukan pada Senin (22/7). 

Dalam persetujuan tersebut, pemerintah menetapkan besaran hak partisipasi Blok Corridor, yaitu ConocoPhillips (Grissik) Ltd.  sebesar 46% dan berlaku sebagai operator, Talisman Corridor Ltd. (Repsol) sebesar  24%, dan Pertamina Hulu Energi Corridor sebesar 30%. Hak partisipasi Pertamina naik dari kontrak yang berlaku saat ini sebesar 10%.

Lebih lanjut pemerintah menetapkan hak partisipasi yang dipegang oleh para kontraktor tersebut sudah termasuk dengan hak partisipasi yang harus ditawarkan kepada Badan Usaha Milik Daerah. Kontrak Bagi Hasil Blok Corridor akan berlaku untuk 20 tahun, efektif sejak tanggal 20 Desember 2023 dan menggunakan skema Gross Split.

(Baca: SKK Migas Tinjau Ulang Pengelolaan Blok Terminasi oleh Pertamina )

Perkiraan nilai investasi dari pelaksanaan Komitmen Kerja Pasti (KKP) lima tahun pertama sebesar US$ 250 juta dan Bonus Tanda Tangan sebesar US$ 250 juta atau setara Rp 3,48 triliun. Pemerintah berpesan kepada kontraktor Blok Corridor agar terus meningkatkan kegiatan eksplorasi dan produksi di Wilayah Kerjanya. 

Dalam acara penandatangan tersebut, hadir pula Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Mgas (SKK Migas) Dwi Soetjipto, dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Selain itu juga hadir badan usaha terkait.

Blok Corridor merupakan kontributor produksi gas ketiga terbesar di Indonesia. Produksi gas Blok Corridor menyumbang hingga 17 % dari total produksi gas nasional. Pengelolaan blok migas ini juga sangat strategis karena akan terintegrasi dengan Blok Rokan dan Kilang Dumai di Riau.

Saat ini ConocoPhilips tercatat sebagai kontraktor Blok Corridor dengan hak partisipasi sebesar 54 % setelah mengakuisisi Gild Resources pada 2012. Sisa hak partisipasi dipegang oleh Pertamina sebesar 10 % dan Repsol Energy 36 %.

(Baca: Medco Tertarik Ikut Berebut Garap Blok Corridor)