Wacana koalisi Gerindra dengan pemerintahan Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) semakin menguat. Gerindra menyasar mendapatkan kursi ketua Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR) dan kursi kabinet, meski belum ada detail posisi menteri yang ditargetkan.
"Kursi Ketua MPR memang menjadi sasaran, namun terkait posisi menteri, Gerindra belum putuskan meminta berapa," kata Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono dihubungi, Senin (22/7).
Arief membantah pernyataan Amien Rais yang mmeminta pembagian porsi 45% untuk kubu pendukung Prabowo di kabinet pemerintahan Jokowi. "Itu pendapat Amien Rais, Gerindra belum putuskan sama sekali," kata Arief.
(Baca: Amien Rais Ungkap Syarat Politik Prabowo Bila Berkoalisi dengan Jokowi)
Prabowo bertemu dengan Dewan Pembina Partai Gerindra di Hambalang, Bogor pada Jumat (19/7). Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menjelaskan pertemuannya dengan Jokowi di Stasiun MRT Jakarta, beberapa waktu lalu. Dalam rapat tersebut diputuskan akan digelar rapat untuk memberikan masukan kepada Prabowo terkait dengan rencana koalisi dengan Jokowi.
Sementara itu Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade juga membantah partainya telah meminta jatah kursi di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. "Pertemuan pak Jokowi dan pak Prabowo atas nama kebangsaan, bukan semata mata bagi bagi jatah kursi menteri seperti politik dagang sapi," kata Andre ketika dihubungi.
Andre menyebutkan, Prabowo ketika itu hanya menyampaikan usulan terhadap fokus pemerintahan sebagaimana yang sering diungkapkan dalam kampanye. (Baca: Pimpinan PDIP Sarankan Gerindra cs Tetap Jadi Oposisi)
Gerindra Bersaing dengan Golkar dan PKB Incar Kursi Ketua MPR
Beberapa deret partai politik mengincar kursi ketua MPR, di antaranya Golkar dan PKB. Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berpendapat usulan rekonsilasi dengan Gerinda menempati posisi ketua MPR akan sulit karena harus menyaingi Golkar.
"Gerindra mengatasnamakan rekonsiliasi, agak berat karena Golkar akan ngotot untuk mendapatkan kursi itu, bahkan Golkar mematok harga mati sebenarnya," kata Adi Prayitno.
(Baca: Golkar Siap Bersaing dengan PKB untuk Perebutkan Kursi Ketua MPR)
Ketua MPR, lanjut dia, sah-sah saja bagi parpol yang mengklaim, namun harus ada ukuran realistisnya karena Golkar serta PKB sebagai parpol pendukung Presiden terpilih Joko Widodo sama-sama menginginkan posisi tersebut.
"Golkar merasa pantas mendapatkan kursi itu, karena selain perolehan suara pada pileg dan all out mendukung presiden. Jadi susah kemungkinan bagi Gerindra untuk mendapatkan peluangnya,” katanya.