Demi Memacu Pendidikan, Jokowi Ingin Rekrut Rektor dan Dosen Asing

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Tampak gedung di salah satu Universitas Indonesia (10/07). Jokowi rencana merekrut tenaga asing untuk posisi rektor dan dosen universitas negeri.
Penulis: Michael Reily
Editor: Yuliawati
19/7/2019, 06.30 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki ide merekrut tenaga kerja asing sebagai rektor perguruan tinggi dalam negeri. Dia menyampaikan ide tersebut saat bertemu dengan 100 seniman dan musisi di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/7).

Salah satu selebriti yang datang dalam pertemuan, mantan presenter Charles Bonar Sirait, mengungkapkan Jokowi memfokuskan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Sehingga, pendidikan sebagai sarana untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari negara lain.

"Secara kritis, saya menangkap ide presiden ingin memotivasi orang Indonesia, makanya beliau mau mengundang tenaga luar negeri untuk mitra diskusi dalam pendidikan," kata Charles dalam sambungan telepon kepada Katadata.co.id, Kamis (18/7).

(Baca: Seratus Selebriti Pendukung Jokowi Saat Pilpres Diundang ke Istana)

Dia mengungkapkan Jokowi berupaya memacu pendidikan di Indonesia, terutama perguruan tinggi. Apalagi, peringkat universitas Tanah Air masih jauh tertinggal daripada perguruan tinggi asing.

Berdasarkan QS Top Universities, 9 perguruan tinggi di Indonesia masuk dalam rangking 1.000 universitas terbaik dunia, tetapi tak ada satu pun universitas yang masuk dalam 100 besar. Posisi tertinggi hanya Universitas Indonesia (UI) pada nomor 296.

Charles melihat Jokowi ingin tenaga perguruan tinggi dalam negeri bekerja lebih keras. Apalagi, Indonesia harus mengandalkan pendidikan dan seni budaya untuk mengejar negara lain. "Beliau bilang kalau tenaga asing memicu semangat, beliau siap untuk buat kompetisi," katanya.

Sumber Katadata.co.id di kalangan pemerintahan mengungkapkan, Jokowi sangat serius untuk mewujudkan wacana penggunaan rektor dan dosen asing dalam perguruan tinggi. Setidaknya, ada lima rektor asing yang akan memimpin lima kampus negeri di Indonesia.

(Baca: Minim Riset, Perguruan Tinggi Indonesia Kalah Bersaing di Level Dunia)

Dia menjelaskan, ide itu muncul ketika Jokowi diskusi dengan pimpinan negara lain, yaitu Uni Emirat Arab dan Singapura. Kedua negara itu mengejar sektor pendidikan dengan memanggil pimpinan perguruan tinggi dari negara lain dan mengirim pelajar ke luar negeri.

Menurut sumber, Jokowi akan segera mengatur kebijakan bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. "Presiden bilang kemajuan negara harus jadi perhatian masyarakat, tidak perlu ada ketakutan terhadap asing, lagipula beliau tidak punya beban lima tahun ke depan," katanya.

Dalam pertemuan Jokowi dan seratus selebriti, pendidikan dan kebudayaan jadi pembahasan yang serius. Sebelum bertemu dengan selebriti, Jokowi dan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan juga mendiskusikan tentang pengembangan sumber daya manusia.