Permintaan Listrik Industri Lesu, PLN Mati-hidupkan Pembangkit

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Pembangunan PLTU Lontar, Balaraja, Banten (29/3).
15/7/2019, 18.22 WIB

Perusahaan Listrik Negara (PLN) menerapkan strategi penonaktifan pembangkit secara real time saat kebutuhan listrik tidak terlalu besar. Ini sebagai bentuk efisiensi biaya operasional.

Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Djoko Rahardjo Abumanan menjelaskan pertumbuhan permintaan listrik dari sektor industri melambat. Maka itu, perusahaan perlu menonaktifkan pembangkit yang memiliki biaya mahal, saat tidak diperlukan.

Pembangkit yang jadi opsi untuk dinonaktifkan yakni Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU), dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). "PLN akan hitung biayanya, yang mahal tidak dioperasikan," ujarnya kepada katadata.co.id, Senin (15/7).

(Baca: Tak Sesuai Kebutuhan, Megaproyek Listrik 35 Ribu MW Mundur Hingga 2028)

Djoko menjelaskan perusahaan melakukan evaluasi secara langsung atau real time setiap jam. Evaluasi tersebut untuk melihat seberapa besar beban listrik per jam dan kemungkinan efisiensi dengan penonaktifan pembangkit.

Halaman: