BP Indonesia telah menyelesaikan pengeboran dua sumur eksplorasi di wilayah kerja Berau dan Muturi, di lepas pantai Papua. Dari hasil pengeboran tersebut ditemukan cadangan gas baru.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher menyatakan belum bisa mendetailkan hasil temuan. "Ada gas discovery, tapi masih diuji dan belum ada kesimpulan," ujar dia kepada Katadata.co.id, Rabu (10/7).
Ia belum bisa memastikan lama proses pengujian penemuan cadangan gas tersebut. Namun, SKK Migas berharap pengeboran tiga sumur eksplorasi di lepas pantai Papua bisa menghasilkan sumber daya migas sebesar 1,23 Triliun Kaki Kubik (TCF).
BP memang memiliki kewajiban pengeboran tiga sumur eksplorasi. Satu sumur dibor di Muturi pada 2012-2013. Satu sumur lainnya, yaitu Ubadari Deep-1 di Berau mulai dibor November 2018 dan selesai tahun ini. Pengeboran satu sumur lagi akan dilakukan pada 2024, di wilayah kerja Wiriagar.
(Baca: BP Pastikan Pengerjaan Proyek Tangguh Train 3 Terus Berjalan)
Wilayah kerja Berau, Muturi, dan Wiriargar masuk dalam cakupan proyek kilang LNG Tangguh. Kilang LNG Tangguh sudah memiliki dua train dengan kapasitas masing-masing sebesar 3,8 juta ton per tahun (MTPA). Satu train lagi yakni train tiga akan beroperasi pada 2020 dengan total produksi sebesar 11,4 MTPA.
Hingga semester I 2019, BP tercatat sebagai penyumbang lifting gas terbesar di Indonesia dengan realisasi sebesar 971 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Pencapaian ini naik dibanding lifting gas April lalu yang hanya 912 MMscfd. Meski begitu, realisasi ini belum mencapai target lifting dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 1050 MMscfd.
(Baca: ExxonMobil dan BP Berau Penyumbang Lifting Migas Terbesar Semester I)
BP juga akan mengekspor 84 kargo LNG ke Singapura secara bertahap mulai tahun depan. BP akan mengekspor empat kargo pada 2020. Kemudian pada 2021 hingga 2025 akan diekspor sebanyak 16 kargo per tahun.