Presiden Direktur Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf mengatakan, pada bulan ke lima tahun ini perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar US$ 265 juta. "Sampai Mei sudah US$ 265 juta, dibanding tahun lalu pada bulan yang sama naik 3%," ujar Nanang saat dihubungi Katadata.co.id Kamis malam (4/7).
Selain itu, realisasi investasi perusahaan juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan rencana yang diangarkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) sebelumnya yang sebesar US$ 140 juta. "Status sampai bulan Mei (realisasi investasi) sudah US$ 190 juta dari tagget US$ 140 juta," kata Nanang.
Nilai investasi yang digelontorkan Pertamina EP pada semester satu ini digunakan untuk kegiatan ekplorasi dan pengeboran sumur pengembangan. Dengan rincian, tiga sumur eksplorasi dan satu sumur on going. Kemudian 40 sumur pengembangan dan 10 sumur on going.
Nanang mengatakan, masih ada beberapa kegiatan pengeboran yang akan dilakukan pada semester selanjutnya. Rinciannya, kegiatan pengeboran 60 sumur pengembangan, tujuh sumur eksplorasi dan work over, kemudian fasilitas produksi. Secara total keseluruhan, investasi yang dianggarkan Pertamina EP tahun ini sebesar US$ 550 juta.
(Baca: Pertamina EP Kesulitan Tangani Aktivitas Penambangan Minyak Ilegal)
Pertamina EP (PEP) sebelumnya menyatakan produksi minyak dan gas (migas) mengalami peningkatan. Namun, angka lifting atau produksi siap jual belum sesuai harapan.
Angka produksi minyak Pertamina EP hingga Juni mencapai 85 ribu barel per hari (BOPD), sesuai target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2019. Sedangkan produksi gas meningkat menjadi rata-rata 967 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Perusahaan tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak, guna menggenjot lifting migas, seperti Integrated Supply Chain Pertamina dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Selain itu, optimasi produksi juga dilakukan melalui penerapan full development secondary recovery di struktur Rantau, Jirak, Ramba, Belimbing, dan Tertiary Recovery di struktur Tanjung. Selain itu, perusaaan juga akan menurunkan peluang hilangnya produksi akibat penghentian fasilitas yang tak terencana, maksimum 330 BOPD
Upaya lainnya adalah dengan reaktivasi sumur Poleng dan X-Ray, serta upaya well intervention sumur-sumur eks pengeboran 2018, serta upaya monetisasi gas dari Struktur Sei Gelam, Sengetti, Haur Gede, Kayu Merah, North KedungTuban, Tapen, Suci dan Trembul.
(Baca: Pertamina EP Hemat Biaya dengan Pasang Kabel Daya di Lapangan Bunyu)