Antam Novambar, dari Bareskrim Menuju Kursi Pimpinan KPK

JAY/Humas Kepresidenan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Pansel KPK di Istana Negara, Jakarta, Senin (17/6). Wakabareskrim Antam Novambar masuk dalam salah satu calon pimpinan KPK dari Polri.
Penulis: Hari Widowati
24/6/2019, 09.37 WIB

Nama Irjen Pol Antam Novambar santer disebut-sebut sebagai salah satu dari sembilan nama yang akan dicalonkan Polri sebagai pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pria kelahiran November 1962 ini adalah perwira tinggi yang saat ini mengemban tugas sebagai Wakil Kepala Bareskrim Polri.

Sebelumnya, ia dirotasi dari jabatan lamanya sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri 2016. Karirnya sebagai petinggi kepolisian dimulai sejak 2005 dengan menjabat sebagai Kapolres Ketapang, Kalimantan Barat. Pada  2007, pria lulusan Akademi Kepolisian 1985 ini kemudian dimutasi ke Maluku untuk mengemban tugas sebagai Direktur Reskrim Polda Maluku.

Sejak saat itu kariernya di  bidang reserse melambung. Ia kemudian menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) untuk Polda Bali pada 2012, Direktur Pencegahan BNPT pada 2013 dan Kepala Biro Korwas PPNS Bareskrim Polri 2015.

Selama menjalani kariernya, Antam memiliki sejumlah catatan yang cemerlang. Kepala Bareskrim Polri, Komjen Arief Sulistyanto memuji kinerja Antam semasa menjabat sebagai kapolres beberapa tahun lalu yang berhasil menghapuskan pungli.

(Baca: Pejabat Bareskrim dan Banyak Petinggi Polri Masuk Bursa Pimpinan KPK)

Bukan hanya itu, Antam juga menjadi salah satu dari 24 nama perwira tinggi Polri yang mendapat penghargaan Bintang Bhayangkara Pratama dari Presiden Joko Widodo pada 2017. Keputusan tersebut didasarkan pada surat keputusan Nomor 55/TK/TAHUN 2017 tertanggal 9 Juni 2017. 

Seperti ditulis Kompas.com, Kapolri Jendral Tito Karnavian mengungkapkan, penghargaan Bintang Bhayangkara Pratama merupakan apresiasi terhadap kinerja 24 perwira. “Karena pengabdian mereka yang tidak cacat selama lebih dari 20 tahun,” kata Tito.

(Baca: 2 Polwan dalam Bursa Calon Pimpinan KPK)

Kontroversi dalam Kasus Budi Gunawan

Namun Antam rupanya bukan hanya meninggalkan catatan positif selama kariernya di Kepolisian. Pada 2015, nama Antam ikut terseret dalam kasus penetapan tersangka oleh KPK terhadap Budi Gunawan. Padahal, Budi Gunawan  digadang-gadang menjadi calon Kapolri.

Seperti dilansir Tempo.co, Antam diduga melakukan intimidasi terhadap Direktur Penyidikan KPK Endang Tarsa agar bersedia menjadi saksi untuk pembelaan terhadap Budi Gunawan. Berita yang terbit pada 2015 itu mengungkapkan pertemuan perwira polisi bintang dua ini dengan Endang yang dilakukan di salah satu restoran cepat saji. Dalam pertemuan tersebut rupanya Antam tidak sendirian, Komisaris Besar Agung Setya Imam Effendi disebut turut hadir menemaninya.

Kasus ini dimuat dalam majalah Tempo edisi 16 Februari 2015. Endang membeberkan upaya Antam membujuknya untuk menjadi saksi sesuai skenario yang dimintanya. Bukan hanya dugaan ancaman pembunuhan, berdasarkan keterangan Endang, Antam menawarkan akan membantu kelulusan anaknya yang pada saat itu tengah menempuh pendidikan di Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa), di Sukabumi.

(Baca: ICW Ingatkan Pansel untuk Selektif Pilih Pimpinan KPK)

Namun, Antam menampik keterangan yang disampaikan oleh Endang tersebut. Menurutnya Endang lah yang meminta bantuan untuk meluluskan anaknya. Ia juga membantah adanya dugaan ancaman pembunuhan tersebut. Ia justru mengatakan bahwa pertemuan tersebut berjalan baik dan tidak ada teror seperti yang diungkapkan oleh Endang.

Reporter: Abdul Azis Said (magang)