Pertamina Tunjuk Pertagas - PGN Garap Proyek Pipa di Blok Rokan

Katadata
Ilustrasi, Pertamina menunjuk Pertagas dan PGN mengerjakan proyek pipa minyak Blok Rokan.
21/5/2019, 16.10 WIB

PT Pertamina (Persero) akan melakukan penggantian pipa minyak sebagai bagian dari rencana transisi di Blok Rokan. Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan Pertamina sudah menunjuk PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk mengerjakan proyek tersebut.

Sejauh ini Pertamina sudah melakukan Front End Engineering Design (FEED) proyek pipa minyak Blok Rokan. Pertamina berharap tahap konstruksi bisa dilakukan pada akhir tahun 2019. "Mungkin akhir tahun ini sudah melakukan pembangunan fisik," kata Dharmawan saat ditemui di Kantor Pusat Pertamina beberapa waktu lalu.

(Baca: Pertamina, Chevron, dan SKK Migas Bahas Tiga Opsi Transfer Blok Rokan)

Perkiraannya, proyek penggantian pipa minyak Blok Rokan bisa selesai  2021. Sehingga Pertamina bisa menjaga kehandalan produksi Blok Rokan ketika alih kelola dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada 9 Agustus 2021 mendatang.

Untuk mempersiapkan alih kelola Blok Rokan, Pertamina telah resmi membentuk anak usaha baru, yakni PT Pertamina Hulu Rokan. Anak usaha ini yang akan mengambil alih pengelolaan Blok Rokan setelah kontrak dengan Chevron berakhir dua tahun lagi.

Pertamina mengganti beberapa pipa minyak di Blok Rokan karena sudah beroperasi selama 40 tahun sehingga bisa mengganggu produksi saat perusahaan menguasai blok migas itu. Namun Dharmawan belum mau menyebut besaran nilai investasi untuk proyek pergantian pipa tersebut. 

(Baca: Empat Jurus SKK Migas Pertahankan Produksi Blok Rokan)

Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar kedua di Indonesia. Blok seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan. Tiga lapangan di antaranya berpotensi menghasilkan minyak sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak.

Namun, kinerja produksi Rokan tercatat tengah mengalami penurunan. Pada kuartal I-2019, lifting Blok Rokan hanya 197 ribu barel per hari (bph), lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2018, lifting Blok Rokan 209.466 bph, sedangkan pada 2017 sebesar 224.300 bph.

Pemerintah sudah meminta Pertamina melaksanakan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) lewat injeksi bahan kimia di sumur-sumur minyak Blok Rokan, setelah resmi mengelola blok tersebut pada 9 Agustus 2021. Injeksi bahan kimia ini diharapkan dapat meningkatkan produksi di blok itu.

Reporter: Verda Nano Setiawan