Bekraf: Kekayaan Intelektual Kunci Daya Saing di Era Revolusi Digital

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Triawan Munaf selaku Kepala Badan Ekonomi Kreatif dalam acara Kolaborasi antara Viu dan BEKRAF di Gedung BUMN, Jalan Merdeka, Jakarta Pusat (25/2). Kerjasama ini bertujuan untuk mengembangkan komunitas film Indonesia lewat program mentoring Viu - BEKRAF.
Penulis: Michael Reily
21/5/2019, 15.57 WIB

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menyatakan pentingnya manajemen kekayaan intelektual bagi pengembangan ekonomi kreatif. Dia menyampaikan seruan itu dalam pembukaan Konferensi Internasional Kekayaan Intelektual dan Pembangunan di Jenewa, Swiss.

Triawan menyampaikan kreativitas akan mendorong inovasi sehingga ada nilai tambah lebih tinggi. "Di era revolusi digital ini, salah satu kunci utama peningkatan daya saing di tingkat global adalah memadukan proses kreatif dan inovatif dengan manajemen kekayaan intelektual," katanya dalam keterangan resmi dari Swiss, Selasa (21/5).

Dia juga memaparkan program Bekraf kepada pelaku ekonomi kreatif untuk manajemen kekayaan intelektual. Contohnya, fasilitas registrasi aset kekayaan intelektual untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta Portamento sebagai platform manajemen distribusi musik dengan teknologi blockchain.

Menurut Triawan, prioritas terhadap ekonomi kreatif dan inovasi harus menjadi perhatian dunia internasional. Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) mengundang delegasi dari 191 negara anggota. "Prioritas terhadap ekonomi berbasis inovasi dan kreativitas tidak saja menjadi prioritas Indonesia, melainkan perlu menjadi prioritas komunitas global,” ujarnya.

(Baca: Dorong Ekspor, Bekraf Kolaborasi Ekonomi Kreatif Indonesia-Thailand )

Dia juga menyampaikan suksesnya manajemen kekayaan intelektual dalam penyelenggaraan Asian Games 2018 di Indonesia. Proses kreatif dan manajemen kekayaan intelektual tercermin mulai dari kesuksesan Opening Ceremony yang mendongkrak citra dan nilai, hingga desain maskot dan merchandise sebagai penunjang kesuksesan.

Menurut Triawan, kesuksesan Asian Games 2018 membuat Indonesia percaya diri untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Dia pun juga meminta dukungan negara-negara anggota WIPO. Apalagi, pengetahuan dan pengalaman nasional, regional, dan internasional menjadi strategi manfaat dari sistem kekayaan intelektual.

Duta Besar Hasan Kleib sebagai Ketua Komite Internasional terkait Kekayaan Intelektual dan Pembangunan (CDIP) juga ikut memberikan dukungan. Kleib juga menjelaskan hubungan antara kekayaan intelektual dan agenda pembangunan. “Tanpa koordinasi antara kebijakan kekayaan intelektual dan kebijakan pembangunan, maka kreasi dan inovasi bangsa akan sulit untuk mendukung pembangunan ekonomi,” katanya.

(Baca: Dorong Ekonomi Kreatif, Bekraf Sebar 56 Desainer di Lima Daerah)

Reporter: Michael Reily