Agum Gumelar Sebut Kivlan Zen Tak Sepatutnya Memaki SBY

Presiden Joko Widodo menerima Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (09/03)
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Sorta Tobing
10/5/2019, 21.14 WIB

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Agum Gumelar menyayangkan pernyataan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen terkait Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut Agum, Kivlan tak sepatutnya menyebut SBY licik.

Agum mengatakan, SBY adalah presiden keenam RI. Bahkan, SBY memimpin Indonesia selama sepuluh tahun, yakni sejak 2004 hingga 2014. "Walau bagaimanapun, beliau mantan presiden dua periode. Tidak bisa dong dicaci-maki seperti itu," kata Agum dalam acara buka puasa di rumah dinas Ketua MPR Zulkifli Hasan, Jalan Widya Chandra, Jakarta, Jumat (10/5).

Selain itu, SBY dan Kivlan berasal dari matra TNI yang sama. SBY pun memiliki pangkat yang lebih tinggi dua tingkat ketimbang Kivlan selama di militer.

Agum yang berpangkat Jenderal TNI (Purn) itu lantas menilai pernyataan Kivlan soal SBY sudah tidak sesuai dengan etika keprajuritan. "Menurut saya, etika keprajuritan tidak mengizinkan," kata Agum.

Agum lantas meminta pihak-pihak yang tidak puas dengan hasil Pemilu 2019 tidak bersikap seperti Kivlan. Agum menyarankan mereka mengekspresikan ketidakpuasannya melalui mekanisme yang sudah diatur dalam peraturan perundang-undangan. "Jangan kemudian pelampiasannya dengan cara-cara yang di luar etika," kata Agum.

(Baca: Ribuan Pengawal BPN Prabowo-Sandiaga 'Mengepung' Bawaslu)

Kivlan sebelumnya menuding SBY bertindak licik dalam Pilpres 2019. Menurut Kivlan, SBY ingin menjegal Prabowo Subianto batal menjadi Presiden RI.

Alasannya, SBY tak ingin ada jenderal selain dirinya yang menduduki kursi orang nomor satu di Indonesia. "Dia ingin dirinya sendiri dan dia orangnya licik. Sampaikan saja bahwa SBY licik," kata Kivlan ketika berorasi di depan Gedung Bawaslu, Jakarta, kemarin.

Kivlan juga menyebut SBY dan Demokrat sebagai partai yang tidak jelas. Pernyataan Kivlan itu merespon cuitan politisi Demokrat Andi Arief yang menyinggung ada ‘setan gundul’ di belakang Prabowo. "Orang Partai Demokrat enggak jelas kelaminnya, SBY enggak jelas kelaminnya. Dia mau mencopot Prabowo supaya jangan jadi calon presiden dengan segala cara," kata Kivlan.

(Baca: Pengamat Nilai Menipisnya Barisan Prabowo Bukti Elit Politik Sportif)

Reporter: Dimas Jarot Bayu