Jokowi Menang 74% di Luar Negeri, Rekapitulasi Kuala Lumpur Menyusul

ANTARA FOTO/RAFIUDDIN ABDUL RAHMAN
Sejumlah Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) melakukan penghitungan suara Pemilu 2019, di Dewan Tun Razak 1 dan 2, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (17/4/19).
10/5/2019, 14.05 WIB

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyelesaikan rekapitulasi Pemilu 2019 pada 129 wilayah luar negeri. Hanya tersisa satu wilayah lagi yakni Kuala Lumpur, Malaysia. Sejauh ini, Joko Widodo dan Maruf Amin memperoleh 74,19% dari total suara sah yang sebanyak 701 ribu, jauh mengungguli Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

Komisioner KPU Evi Novida Ginting menjelaskan pemungutan suara ulang melalui pos harus dilakukan di Kuala Lumpur lantaran adanya insiden surat suara tercoblos  sebelum Pemilu 2019. “Jadi (rekapitulasi luar negeri) belum selesai," kata Evi di Gedung KPU, Jakarta, Kamis, (9/5) malam.

(Baca: TNI-Polri Bersiaga Antisipasi Rusuh Saat Pengumuman Pemenang Pemilu)

Menurut dia, rekapitulasi suara Kuala Lumpur akan dilakukan pada 17 Mei mendatang lantaran masih menunggu hasil pemungutan suara ulang di wilayah tersebut. Adapun partisipasi warga negara Indonesia dalam Pemilu 2019 berkisar 49% sampai 50% dari total daftar pemilih yang sekitar 1,4 juta orang.

Pada Kamis (9/5) malam, rekapitulasi ditutup oleh Sydney, Australia. Rekapitulasi diwarnai perdebatan antarsaksi partai. Menurut Evi, perdebatan tersebut terkait surat suara tidak sah yang dikirimkan melalui pos. "Karena surat suara ini beragam yang di pos. Ada yang dikembalikan hanya satu surat suara. Kemudian ada juga yang dikembalikan 2 surat suara tapi tidak dicoblos," ucapnya.

KPU bakal mengumumkan hasil rekapitulasi dan pemenang Pilpres maupun Pemilu legislatif pada 22 Mei mendatang. Bila mengacu pada Sistem Informasi Penghitungan Suara atau Situng Pemilu, Jokowi masih unggul terhadap Prabowo.

Pada 10 Mei, per pukul 13.15 WIB, perhitungan suara Situng KPU telah mencapai 75,78%. Jokowi menang 65,23 juta suara atau 56,22%, mengungguli Prabowo-Sandiaga 50,81 juta suara atau 43,78%. Ini artinya, selisih suara antara keduanya mencapai 14,4 juta.

Situng KPU dapat diakses secara bebas melalui laman pemilu2019.kpu.go.id dan terus diperbaharui secara berkala. Data yang masuk merupakan data formulir C1 atau hasil penghitungan tiap TPS yang dipindai dan diunggah ke sistem.

Namun, data tersebut tidak akan menjadi hasil resmi perolehan suara Pemilu 2019. Rekapitulasi Pemilu dilakukan melalui penghitungan manual berjenjang dari kecamatan, kota/kabupaten, provinsi, kemudian nasional.

Tim Prabowo-Sandiaga Laporkan Dugaan Kecurangan Pilpres 2019

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berencana melaporkan dugaan pelanggaran dan kecurangan Pilpres 2019 kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada Jumat (10/5) siang. Pelaporan termasuk untuk pemungutan suara di luar negeri.

BPN akan didampingi oleh sejumlah ulama, tokoh masyarakat, dan para pendukung. "Direktorat Advokasi BPN akan menyampaikan laporan yang tekah disiapkan langsung ke Bawaslu sekitar pukul 14.00 WIB," kata juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Ferry Juliantono di Media Center Prabowo-Sandi, Jakarta, Kamis (9/5).

(Baca: Prabowo Beberkan Dugaan Kecurangan Pemilu ke Media Asing)

Ferry mengatakan, ada beberapa yang akan dilaporkan BPN ke Bawaslu. Pertama, dugaan penggunaan institusi negara oleh salah satu pihak untuk kepentingan Pilpres 2019. Kemudian, dugaan penggunaan sumber daya dan keuangan negara untuk kepentingan Pilpres 2019. Ini termasuk pemanfaatan aparatur sipil negara (ASN).

Juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Vasco Ruseimy menambahkan, pihaknya akan melaporkan penggiringan opini terkait pemanfaatan KPU untuk kepentingan pasangan Joko Widodo-Maruf Amin. BPN juga akan melaporkan dugaan kecurangan yang berkaitan dengan formulir hasil penghitungan suara atau C-1.

Selain itu, BPN akan melaporkan dugaan kecurangan pada penyelenggaraan Pilpres 2019 di luar negeri. "Juga tentang pengondisian penggunaan logistik sebagai media kecurangan dalam memenangkan paslon 01,” kata Vasco.