PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan laba bersih bersih sebesar US$ 477 Juta atau sekitar Rp 6,8 triliun pada 2018. Angka ini meningkat 90,13% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 250,88 juta.
Direktur Utama PHE Meidawati menyampaikan rasa syukurnya atas peningkatan kinerja keuangan yang mencapai 146 % di atas target yang ditetapkan yaitu sebesar US$ 326 juta. Sedangkan untuk realisasi EBITDA Margin tercatat sebesar 65 % atau 120% dari RKAP revisi. "Saya sangat mengapresiasi banyak pihak atas pencapaian positif ini,” ujar Meidawati berdasarkan keterangan tertulisnya, Rabu, (9/5).
Selain kinerja positif keuangan, PHE juga mencatatkan total produksi minyak dan gas tahun 2018 sebesar 75.191 juta barel setara minyak (MMBOE), lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 70.874 MMBOE. Kontributor utama produksi migas PHE adalah dari PHE Offshore North West Java, PHE North Sumatera Offshore, PHE North Sumatera Block B, PHE West Madura Offshore, dan PHE Offshore Southeast Sumatera yang baru bergabung September 2018 lalu.
(Baca: Pertamina Hulu Energi Mengebor 8 Sumur di Lapangan Batang Medio 2019)
Tahun lalu PHE melakukan pengeboran eksplorasi sebanyak lima sumur dan menghasilkan temuan sumber daya 2C sebesar 212 MMBOE, meningkat 11 % dari tahun lalu.
Meidawati mengatakan, strategi untuk mencapai rencana kerja tahun ini antara lain dengan fokus melakukan kegiatan eksplorasi, work over dan well service, dan tetap mengutamakan aspek HSSE.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu sebelumnya mengatakan, PHE menargetkan mengebor 346 sumur migas pada 2019. Jumlah ini dua kali lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Ke-346 sumur itu terdiri dari 27 sumur eksplorasi di wilayah kerja yang sudah ada dan 319 sumur eksploitasi.
Perusahaan akan menggenjot kegiatan eksplorasinya untuk menemukan cadangan minyak baru. Dharmawan mengatakan, perusahaan sekarang fokus di lima area eksplorasi. Salah satu wilayah kerja tersebut adalah di Maratua, Kalimantan Utara. “Perusahaan menyediakan dana investasi lebih US$ 200 juta untuk program seismik,” katanya beberapa waktu lalu.
(Baca: Pertamina Siap Tingkatkan Eksplorasi Migas di Timur Indonesia)