Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengakui memakai bantuan ahli asing dalam menghitung biaya pengembangan Blok Masela. Para ahli itu berasal dari Houston, Amerika Serikat dan Energy World Corporation.
Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin mengatakan, saat ini evaluasi mengenai biaya pengembangan Blok Masela oleh pakar tersebut masih berlangsung. “Tidak hanya di proyek ini saja. Tapi di semua proyek-proyek, SKK Migas kebetulan membutuhkan bantuan," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Selasa, (7/5).
Jaffee menuturkan, sebenarnya SKK Migas mempunyai tim penilaian internal. Namun, SKK Migas membutuhkan bantuan para ahli di bidang-bidang tertentu karena teknologi terus berkembang dan semakin canggih. Ia memastikan para ahli asing yang telah ditunjuk ini sudah teruji di kelas dunia.
(Baca: SKK Migas Pastikan Shell Tidak Hengkang dari Blok Masela )
Dia berharap proposal pengembangan Blok Masela dapat diputuskan tahun ini. "Mudah-mudahan ya bisa. Kami juga tidak ingin terlalu lama. Ini kan proyek besar, kami win-win dengan investor tentunya," ujar Jaffee.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar sebelumnya mengatakan, Energy World Corporation Limited bukan konsultan Blok Masela. Mereka hanya dimintai data mengenai proyek gas alam cair (LNG) sebagai perbandingan.
Menurut Arcandra tidak ada penunjukan Energy World untuk menjadi konsultan proyek Lapangan Abadi yang berada di Laut Arafura tersebut. “Siapa yang menunjuk dia. Tidak ada,” ujar dia pada Februari lalu.
(Baca: Shell Tanggapi Kabar Hengkang dari Proyek LNG Abadi di Blok Masela)
Yang terjadi adalah Kementerian meminta masukan dan tanggapan dari Energy World selaku kontraktor yang juga membuat proyek gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG)di Sengkang di Sulawesi Selatan. Dengan pertimbangan itu, Arcandra ingin mengetahui secara pasti biaya membangun proyek LNG. “Dia juga punya data-data di Amerika Serikat dan di mana-mana. Kami tanya berapa cost-nya, boleh kan,” ujar dia.
Mengacu situs resminya, Energy World memang memiliki beberapa proyek di Filipina, Indonesia dan Australia. Di Indonesia, Energy World memiliki kilang LNG berkapasitas 2 juta ton per tahun (mtpa).
Mereka juga mengerjakan Blok Sengkang yang baru mendapat perpanjangan kontrak 20 tahun terhitung sejak 24 Oktober 2022. Produksi Blok Sengkang saat ini hanya 33 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd), di bawah target 2018 sebesar 42,25 MMscfd. Gas tersebut dipasok ke pembangkit miliknya berkapasitas 135 Megawatt.
(Baca: SKK Migas Targetkan Pembahasan Blok Masela Rampung Semester I/2019)