Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon enggan berkomentar banyak terkait pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Wakil Ketua DPR RI ini dengan ketus berujar bahwa pertemuan antara Jokowi dan AHY bukanlah urusannya. "Terserahlah, itu bukan urusan saya. Tanya saja sama mereka," kata Fadli di Gedung KPU, Jakarta, Jumat (3/5).
Fadli tak mau mempermasalahkan pertemuan antara Jokowi dan AHY. Sebab, baginya pertemuan tersebut merupakan silaturahim biasa dan tidak ingin berspekulasi lebih jauh.
Ia pun menegaskan jika Demokrat masih tetap bersama dalam dalam Koalisi Indonesia Adil dan Makmur, yang merupakan koalisi berisikan partai-partai yang mengusung Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019.
"Sejauh ini (Demokrat) masih berada di kami," tegas Fadli.
(Baca: Peluang Demokrat Gabung Kubu Jokowi, Puan: Perlu Pertimbangan Koalisi)
Sebelumnya, Jokowi bertemu dengan AHY di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5) sore. Keduanya mengaku saling bertukar pikiran dan memberi masukan selama 25 menit di ruangan kantor presiden.
AHY menyatakan mendapat undangan dari Jokowi yang disampaikan oleh Pratikno tiga hari sebelumnya, pada Senin (29/4). Dia mengungkapkan bertemu setelah kesibukan kedua pihak di lapangan selama 8 bulan belakang dalam pesta demokrasi.
"Semangat kami ingin melihat Indonesia ke depan semakin baik. Kami juga harus terus menyumbangkan pemikiran dan gagasan sebagai semangat demokrasi. Tentunya kami harus terus melakukan tukar pikiran dan saling memberikan masukan yang baik dan positif," kata AHY.
(Baca: Bertemu Jokowi, AHY: Kami Satu Semangat untuk Indonesia Makin Baik)
Pertemuan mereka juga menyinggung kondisi pasca-Pemilu 17 April 2019. AHY meminta masyarakat untuk menjadi dewasa dalam pesta demokrasi. "Sikap terbaik bagi kami adalah menunggu sampai penghitungan terakhir yang nanti akan diumumkan secara resmi oleh KPU," katanya.
AHY juga menyorot penyelenggaraan Pemilu yang memakan korban jiwa atau korban sakit. Menurutnya, para petugas KPPS dan instansi lain tersebut berkorban demi perjuangan penyelenggaraan Pemilu 2019 secara damai. Sehingga, AHY menilai masyarakat harus menghormati pesta demokrasi.
Dia menyatakan tetap memonitor perolehan dalam rekapitulasi Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif. "Mudah-mudahan paling akhir nanti tanggal 22 Mei 2019, kita semuanya sudah bisa menerima apapun hasil yang akan dikeluarkan oleh KPU," kata AHY.
(Baca: Istana Buka Peluang PAN dan Demokrat Masuk Kabinet Jokowi)