Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi menilai orang-orang yang menyebarkan kabar bohong atau hoaks tentang dirinya tak mau berpikir. Alasannya, hoaks tersebut dibuat tanpa dasar yang jelas.
Jokowi mencotohkan, dirinya kerap dituduh sebagai kader Partai Komunis Indonesia (PKI). Padahal, ia lahir di Solo pada 1961, sementara PKI telah dibubarkan sejak 1966.
Jokowi lantas menyebut tak mungkin dirinya yang ketika itu masih balita menjadi kader PKI. "Ini yang kita harus mikir. Cak Lontong bilang, 'mikir, mikir, mikir'. Itu yang mau fitnah itu enggak mikir," kata Jokowi di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Kamis (11/4).
(Baca: Jokowi Target Raup Suara Minimal 55% di Depok Pada Pilpres 2019)
Setelah isu PKI pada dirinya mereda, tuduhan itu kemudian diarahkan kepada keluarganya. Jokowi lantas meminta pihak yang menyebarkan isu tersebut melakukan verifikasi langsung ke Solo, Jawa Tengah. Dia menyebut berbagai organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah ada di Solo.
Jokowi pun memastikan kakek, nenek, ibu dan bapaknya muslim. "Keluarga besar saya semua muslim. Jangan langsung difitnah PKI, PKI," kata Jokowi.
Jokowi pun menyebut dirinya difitnah soal isu pelarangan azan jika dirinya terpilih. Menurutnya, hal itu mustahil, sebab calon wakil presiden yang mendampingi Jokowi merupakan sosok ulama, yakni Ma'ruf Amin. Bahkan, Ma'ruf saat ini masih menjabat sebagai Ketua MUI (nonaktif).
Menurutnya, masih ada sembilan juta orang yang percaya dengan isu tersebut. Jokowi pun meminta agar para pendukungnya ikut menangkal isu tersebut. "Kalau ada kawan kita terkena pengaruh isu itu, segera diluruskan, diberikan penjelasan," kata Jokowi.
(Baca: Kritik Jokowi, Tim Sukses Prabowo Ragukan Kualitas Pertumbuhan Ekonomi)