Survei Voxpol: Elektabilitas Jokowi Hanya Unggul Tipis 5% dari Prabowo

Antara | Siswowidodo
Jokowi saat kampanye di Ngawi, Jawa Timur. Pemenang Pilpres akan ditentukan suara yang belum menentukan pilihan (undecided voters) dan pemilih mengambang (swing voters).
Editor: Yuliawati
9/4/2019, 18.42 WIB

Lembaga Voxpol Center merilis survei nasional yang menunjukkan elektabilitas calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin sebesar 48,8%. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiga Uno mendapat elektabilitas 43,3%. Artinya elektabilitas kedua pasangan kandidat hanya terpaut tipis 5%.

Survei selama 15 hari dari 18 Maret hingga 1 April 2019 dengan melibatkan 1.600 responden di 34 provinsi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan alias margin of error 2,45% dengan tingkat kepercayaan 95%.

(Baca: Survei Internal Kubu Prabowo Klaim Ungguli Elektabilitas Jokowi 24%)

Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan tipisnya selisih antara kedua pasangan calon menunjukkan keduanya sama-sama memiliki peluang menang dan kalah. Pangi mengatakan kemenangan akan ditentukan suara yang belum menentukan pilihan (undecided voters) dan pemilih mengambang (swing voters). Selain itu akan dipengaruhi momentum isu dan waktu, hingga blunder politik salah satu calon.

Dari data Voxpol, undecided voters dalam survei mencapai 7,9%. Pangi mengatakan hal ini berkorelasi dengan kinerja Jokowi yang relatif belum memuaskan.

Tercatat hanya 36,8% responden yang puas dengan kinerja petahana, sedangkan yang sangat puas hanya 17,9%. Dia membandingkan tingkat kepuasan masyarakat kepada Susilo Banbang Yudhoyono jelang Pilpres 2009 mencapai 70%. "Kalau kepuasan di bawah 70% itu masalah, ada yang kurang," kata Pangi.

(Baca: Kampanye Akbar di Palembang, Prabowo Kritik LRT yang Sepi Penumpang)

Voxpol juga mencatat kesulitan lapangan kerja menjadi masalah mendesak oleh 30,2% responden. Selain itu 21,2% responden menganggap harga kebutuhan bahan pokok mahal, lalu 12,8% responden menyebut hukum tajam ke atas dan tumpul ke bawah. "Ini soal ekonomi dan lapangan kerja," kata dia.

Sedangkan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Dian Fatwa mengatakan hal ini menandakan adanya gejolak keinginan perubahan dari masyarakat. Dia juga menyinggung survei internal kubu 02 di mana Prabowo-Sandiaga mencapai 62% melawan 38%. "Tren sebelumnya Jokowi di atas 50%, sekarang 48%," kata dia.

Sedangkan Juru Bicara Milenial Tim Kampanye Nasional 01 Muhammad Shujahri mengatakan hasil survei akan menjadi motivasi tim untuk lebih giat mencari suara. Dia mengatakan sejuhlah langkah kampanye disiapkan mulai dari media sosial, kampanye pintu ke pintu, hingga memaksimalkan seluruh relawan.

"Kami selalu ambil batas bawah (survei) untuk motivasi," kata dia.