Bangkalan, JawaTimur—Kementerian Pertanian meluncurkan Program Kelompok Santri Tani Milenial (KSTM) di Kabupaten Bangkalan Jawa Timur, yang menyasar 230 santri dari 23 pesantren.
Tujuannya untuk mempercepat pembangunan pertanian di Kabupaten tersebut. Program diisi dengan bimbingan teknis peningkatan kompetensi KSTM yang dibuka oleh Bupati Bangkalan, R. Abd. Latif Amin Imron di Pondok Pesantren Al Hikam, Kel.Tonjung, Kec. Burneh, Senin (8/4).
Hadir dalam acara Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, para kepala dinas, dan pimpinan pesantren di Kab Bangkalan.
Kementan membagikan bantuan bahan praktik berupa 11.500 ekor ayam, 23.000 kg pakan ayam, 23 paket obat/vitamin/vaksin, serta pembuatan 23 unit kandang.
Menurut Kuntoro Boga Andri, pesantren dan santrinya memiliki posisi strategis dalam percepatan pembangunan pertanian, mengembangkan potensi daerah, dan regenerasi petani.
"Oleh karena itu kita harus bina mereka dan ajak mereka terjun ke dunia pertanian, salah satunya melalui KSTM ini," ucapnya.
Melalui bimbingan teknis tersebut, para santri juga diharapkan bisa bergabung dalam KSTM sebagai media organisasi pembelajaran dalam dunia pertanian dan pengembangan usaha.
Terkait potensi daerah, Bupati R. Abd Latif Amin Imron yang biasa dipanggil Ra Latif, menyebutkan Bangkalan sebagai gudangnya pondok pesantren di Jawa Timur. "Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, terdapat 231.000 Pondok Pesantren dengan dan 805 madrasah diniyah yang berada di Kabupaten Bangkalan,” jelasnya
Selain itu, menurut Ra Latif, Bangkalan memiliki potensi di sektor pertanian dengan 70 persen penduduknya bekerja di sektor ini. Di Kabupaten ini ada 29.000 hektar lahan sawah dengan produksi padi mencapai 32.000 ton per tahun dan jagung sebanyak 132.000 ton per tahun. "Juga ada komoditas lokal yang juga potensial seperti durian, salak, dan cabe jamu," lanjutnya.
Meski demikian, kata Ra Latif, beberapa indikator masih menunjukkan Bangkalan sebagai daerah tertinggal. Menurut Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, 60% desa di Bangkalan dan 15% penduduknya termasuk kategori tertinggal. "Ketertinggalan ini identik dengan desa dan pertanian, sehingga obat mujarab membangun desa adalah dengan membangun pertanian," tegasnya.
Ra Latif sangat mendukung program KSTM tersebut karena selaras dengan program prioritas daerah yang disusunnya, yakni program santri enterpreneur dan penumbuhan 1000 wirausahawan di tiap kecamatan. "Saya merasa bahagia karena program kerja prioritas ini bisa berjalan selaras dengan program santri tani milenial dari Kementerian Pertanian,"ungkapnya.
Bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan dihelat 8-9 April 2019. Selanjutnya para santri yang tergabung dalam KSTM, akan mendapatkan pendampingan dan bimbingan dari para penyuluh.
Dalam laporannya, Kepala Bidang Program dan Evaluasi BBPP Ketindan, Riza Fakhrizal menyebutkan Kabupaten Bangkalan sebagai kabupaten kedua setelah Sumenep yang telah melaksanakan program KSTM di Pulau Madura.