Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan bahwa pembahasan mengenai pengembangan (Plan of Development/ PoD) proyek ultra dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) bisa lebih cepat selesai dibanding pembahasan soal PoD Blok Masela.
Dwi menjelaskan pihaknya telah selesai membahas biaya pengembangan. Sedangkan, saat ini SKK tengah mengkaji proposal PoD yang telah diajukan oleh Chevron Pacific Indonesia (CPI) selaku kontraktor proyek tersebut.
"PoD sudah diajukan tinggal review. Untuk review biayanya sudah, mudah-mudahan sebelum lebaran," ujarnya, saat ditemui di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (8/4).
(Baca: Proyek IDD Chevron Masih Terganjal Hitungan Nilai Keekonomian)
Sebelumnya, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengungkapkan, bahwa persetujuan PoD proyek IDD telah mencapai tahap evaluasi akhir. Pembicaraan mengenai biaya pembangunan proyek ini sudah mendekati nilai yang diharapkan pemerintah. Menurutnya, seluruh pihak sudah cukup intensif untuk menyelesaikan PoD dalam proyek ini.
"Nanti kisarannya tunggu keputusan Pak Menteri ESDM (Ignasius Jonan) dengan Chevron, sedang didiskusikan,” kata Arcandra, pertengahan Februari lalu.
Sejatinya, Chevron telah mendapatkan persetujuan pengembangan proyek IDD 2008 silam. Dalam proposal PoD tersebut, nilai investasi Chevron pada IDD tercatat sekitar US$ 6,9 hingga US$ 7 miliar. Namun, proposal tersebut direvisi karena harga minyak naik. Chevron kemudian mengajukan angka US$ 12 miliar pada 2013. Sayangnya, proposal itu belum disetujui pemerintah.
(Baca: Proyek IDD, Chevron Tunggu Hasil Evaluasi Pemerintah)
Akhir 2015, Chevron kembali mengajukan revisi proposal PoD dengan nilai investasi US$ 9 miliar. Besaran nilai investasi tersebut didasarkan atas asumsi adanya insentif berupa investment credit di atas 100%. Revisi proposal itu kembali ditolak Kementerian ESDM dan sekitar Juni 2018, Chevron kembali mengajukan proposal. Namun, besaran investasi pada IDD berubah dari yang dijanjikan, yakni sekitar US$ 6 miliar.