Survei terbaru Indo Barometer menunjukkan elektabilitas pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin mencapai 50,8%, lebih unggul dibandingkan dengan paslon nomor 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 32%. Angka tersebut menunjukkan selisih elektabilitas antara kedua paslon menyempit menjadi 18,8% dibandingkan dengan hasil survei Februari sebesar 21,3%.
"Tanda-tanda kemenangan kuat ada di pasangan calon Jokowi- Ma'ruf Amin," kata Peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Selasa (2/4). Menurut Hadi, ada lima indikator yang memperkuat keunggulan Jokowi-Ma'ruf terhadap Prabowo-Sandi. Pertama, kepuasan terhadap kinerja petahana. Kedua, kualitas Jokowi dinilai lebih unggul dari Prabowo.
Ketiga, program kartu Jokowi diterima positif oleh masyarakat. Keempat, mayoritas masyarakat muslim menganggap Jokowi mewakili aspirasi umat Islam. Kelima, keunggulan Jokowi-Ma'ruf merata di semua segmen.
Survei dilaksanakan dengan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden dengan margin error sebesar +/- 2,83%. Sebanyak 17,2% responden tidak menjawab atau menyatakan pilihannya rahasia dalam survei tersebut.
Hadi mengatakan, tiga alasan tertinggi publik puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Sebanyak 36,4% responden yang mendukungnya menyebut kinerja Jokowi-JK bagus. Sebanyak 11,5% responden menyebutkan pembangunan merata. Adapun 9,2% menyatakan banyaknya pembangunan infrastruktur sebagai alasan kepuasan mereka terhadap kinerja pemerintah.
Di sisi lain, sebanyak 19,2% responden yang tidak puas beralasan harga kebutuhan pokok mahal. Sekitar 18,1% responden menilai perekonomian masyarakat sulit. Selain itu, 15% responden mengatakan sulit mendapatkan lapangan pekerjaan.
Responden yang menilai Jokowi lebih baik dibandingkan dengan Prabowo juga mengungkapkan tiga alasan. Jokowi dinilai unggul dalam aspek berpengalaman oleh 88,3% responden yang memilihnya. Sebanyak 86,2% responden menilai Jokowi dekat dengan rakyat, pintar (84,4%), mampu memimpin (77,7%), islami (74,5%), dan bersih dari korupsi (67,8%).
(Baca: Pradebat ke-4, Sentimen Positif di Twitter untuk Jokowi Lebih Tinggi)
Program Tiga Kartu Baru Jokowi Direspons Positif
Program tiga kartu 'sakti' baru yang menjadi andalan Jokowi juga direspons positif oleh masyarakat. Responden yang mengetahui program ini menganggap kartu ini dapat menyelesaikan permasalahan ekonomi.
Namun, program ini dirasa belum dimaksimalkan sosialisasinya sehingga mayoritas masyarakat tidak mengetahui program tersebut. Responden yang tidak mengetahui Kartu Sembako Murah (KSM) sebanyak 59,5%, Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP kuliah) 73%, dan Kartu Pra Kerja (KPK) sebanyak 72,2%.
Berdasarkan indikator keempat, Jokowi-Ma'ruf dianggap mewakili umat Islam dengan persentase sebanyak 45,5% sedangkan Prabowo-Sandi hanya 30%. Responden yang tidak menjawab 24,5%. Survei ini juga memotret adanya pergeseran pilihan responden Muhammadiyah dari pasangan Prabowo-Sandi ke pasangan calon Jokowi-Amin. "Muhammadiyah juga mulai memiliki kecenderungan ke Jokowi-Amin karena Jokowi sering datang ke sekolah dan kampus-kampus Muhammadiyah," ujar Hadi.
Jokowi-Amin memiliki keunggulan merata di semua segmen pemilih. Meski demikian, satu hal yang dapat menjadi pengganjal kemenangan petahana adalah tingginya angka golongan putih (golput). Jika pendukung Jokowi-Amin yang memilih golput mencapai 40%, dan seluruh pendukung Prabowo-Sandi datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memilih, hal tersebut dapat membatalkan kemenangan Jokowi-Amin.
(Baca: Elektabilitas Jokowi vs Prabowo di Mata 10 Lembaga Survei)