Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) berupaya mengangkat citra sarung dalam Indonesia Fashion Week 2019. Selain nilai budayanya yang tinggi, sarung juga memiliki fungsi yang beragam, seperti dalam ritual ibadah, upacara adat, atau busana sehari-hari.
Kepala Bekraf Triawan Munaf menyatakan dukungan kepada 12 orang desainer yang kolaborasi bersama perajin lokal untuk tema Sarong Revisited. "Saya berharap kita semua dapat terus mendorong para pelaku fesyen untuk selalu melahirkan karya-karya pada standar kualitas yang kompetitif," kata Triawan dalam keterangan resmi, dikutip Senin (1/4).
Dia menyatakan, budaya dan tradisi lokal menjadi referensi desain para pelaku industri kreatif di Indonesia melalui IFW 2019. Sehingga, desainer mode dan busana mampu mengukir identitasnya di dunia fesyen dengan mencerminkan kekayaan Nusantara.
(Baca: Indonesia Fashion Week 2019 dan Semarak Fesyen Muslim Jelang Ramadan)
Dia berharap, IFW mampu menjadi wadah para desainer lokal untuk menampilkan karyanya. Apalagi, industri fesyen tengah berkembang secara pesat yang menarik berbagai kalangan.
Menurut Triawan, posisi sandang sebagai kebutuhan primer akan menjadi pendorong industri fesyen. "Harus memperhatikan nilai dan mutu artistik dari karya-karyanya dengan merangkul berbagai elemen penting dalam mata rantai industri fesyen," ujarnya.
Sebelumnya, pameran busana terbesar Indonesia Fashion Week 2019 telah berlangsung pada 27 Maret hingga 31 Maret 2019 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan. Selama lima hari, sebanyak lebih dari 480 merek lokal menampilkan karya sesuai tema Cultural Values.
(Baca: Desainer Anna Budiman Usung Seni Lukis Tertua Asal Turki di IFW 2019)
Presiden Indonesia Fashion Week (IFW) Poppy Dharsono menargetkan nilai transaksi perhelatan IFW 2019 sebesar Rp 100 miliar, lebih tinggi daripada capaian tahun lalu yang hanya Rp 80 miliar. "Dua tahun lalu bisa mencapai Rp 100 miliar, sekarang saya pikir bisa sama lagi," kata Poppy dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (27/3) lalu.
Menurutnya, Indonesia Fashion Week 2019 semakin mendapat perhatian dunia internasional karena tidak hanya mencakup ranah budaya, tetapi juga pariwisata. Tahun ini, IFW 2019 menitikberatkan budaya dari Kalimantan yang menjadi inspirasi perayaan budaya dalam pameran.
Poppy menjelaskan, budaya Kalimantan menginspirasi penggunaan bahan baku seperti kain tenun, songket, dan batik dari berbagai wilayah di Indonesia maupun motif perisai, flora dan fauna dalam detail desain busana. Apalagi, rumpun masyarakat Kalimantan sangat unik yang terdiri dari beberapa etnis utama seperti Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, dan Dayak Paser.