Prabowo Sindir Pejabat Gunakan Aparat Menangkan Pemilihan Politik

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019).
Editor: Yuliawati
30/3/2019, 22.54 WIB

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyindir Joko Widodo (Jokowi) mengenai pejabat yang menggunakan aparat negara dalam membantu salah satu kontestan dalam pemilihan politik. Dalam debat keempat sesi tanya jawab bebas soal pemerintahan, Prabowo menjelaskan bahwa masyarakat saat ini kehilangan kepercayaan kepada elit dan pejabat.

"Maaf, bocor di mana-mana surat pejabat bapak yang menggunakan aparat membantu salah satu kontestan," kata Prabowo di hotel Shangri-la, Jakarta, Sabtu (30/3).

Prabowo juga menjelaskan bahwa hilangnya kepercayaan masyarakat lantaran niat para elit tidak sesuai dengan pelaksanaan yang ada di bawah. Dia juga mengatakan sistem dan alat yang bagus tak dapat menyelesaikan masalah apabila tak dilengkapi niat yang bersih dari korupsi.

(Baca: Prabowo Sebut Pertahanan RI Rapuh, Sentimen Negatif di Twitter Naik)

Di segmen yang berbeda, Prabowo juga menyinggung praktik jual beli jabatan di era pemerintah Jokowi. Prabowo berpendapat bahwa dia mendukung pelayanan publik termasuk dengan pembenahan sistem.

"Tapi intinya adalah lembaga-lembaga harus bersih tidak boleh terjadi korupsi yang besar-besaran. Kalau punya segala sistem online, sistem pelayanan publik satu pintu tetapi political will untuk menghilangkan korupsi tidak ada," katanya.

Sebab itu, dia mengetahui bahwa syarat negara berhasil adalah lembaga-lembaga harus kuat dan efektif. "Tidak boleh ada korupsi sogok menyogok dan jual beli jabatan," katanya.

Sedangkan Jokowi menjelaskan pemerintah sudah mengeluarkan Online Single Submission (OSS) alias perizinan online terintegrasi. Dengan keberadaan sistem anyar ini izin yang dulunya enam bulan dapat dipangkas hingga tiga jam  saat ini.

"Justru dengan cara ini korupsi akan hilang karena ada transparansi," kata Jokowi.  (Baca juga: Jokowi Kenalkan "Pemerintahan Dilan", Prabowo Pilih Teknologi Lama)

Jokowi membandingkan Indeks Persepsi Korupsi Indonesia 2018 mencapai 38 atau melompat jauh dari posisi 20 pada 1998. Presiden petahana itu tak memungkiri masih ada korupsi, namun dengan sistem mumpuni maka korupsi akan hilang. "Ada perbaikan, tak mungkin instan," kata Jokowi.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution