Bekraf Sebut Pengembang Gim Lokal Bisa Tekan Defisit Neraca Pembayaran

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Piala Presiden Esports akan menggelar National Closed Qualifieratau kualifikasi nasional tertutup hari kelima yang akan mempertemukan tim-tim profesional di Indonesia di kantor MetroTV, Jakarta Barat (15/3).
Penulis: Michael Reily
Editor: Yuliawati
29/3/2019, 13.28 WIB

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyatakan neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang tergerus akibat masifnya pengunduhan gim produk asing dapat disiasati dengan pengembangan gim lokal. Kepala Bekraf Triawan Munaf menyatakan pengembangan gim lokal dapat menekan transaksi masyarakat Indonesia dari penggunaan di smartphone, konsol, dan komputer asal luar negeri.

Triawan menyatakan saat ini Bekraf berupaya terus mendukung peningkatan kapasitas dan kualitas pengembang gim lokal untuk semakin besar. Bekraf di antaranya memberikan dukungan gim Tanah Air untuk ikut perhelatan Game Connection di San Fransisco, Amerika Serikat (AS), 18-22 Maret lalu.

Pengembang lokal Agate Studio berhasil mengumpulkan dana dari perhelatan tersebut. "Sudah terbukti, Agate Studio saja sudah bisa mendapatkan US$ 1 juta dalam 3 minggu, itu bisa menyeimbangkan neraca pembayaran masyarakat misalnya untuk gim Mobile Legend," kata Triawan kepada Katadata.co.id di Jakarta. 

(Lihat Infografik: 10 Game Online Terlaris di Indonesia)

Selain Agate, peserta yang bakal hadir adalah Masshive Media, GameLevelOne, SEMISOFT, Everidea Interactive, CIAYO Games, Megasus Infotech, Wisageni Studio, Arsanesia, dan GameChanger Studio.

Triawan mengungkapkan, hasil transaksi keseluruhan dalam Game Connection masih menunggu laporan dari Asosiasi Games Indonesia (AGI). Namun, dia menegaskan keikutsertaan industri gim ke Game Connection menghasilkan dampak yang lebih besar.

Triawan menjelaskan, pengembang gim asal Indonesia memang masih kesulitan untuk masuk dalam produksi gim untuk konsol, seperti Nintendo atau Sony Playstation. Selain itu, ada juga platform distribusi gim seperti Steam dan Origin.

(Baca: Apple Luncurkan Aneka Layanan Baru: Kartu Kredit, Gim, TV, dan Berita)

Menurutnya, pengenalan eksistensi industri gim Indonesia di pameran global mampu mengatasi kendala utama para pengembang. "Mereka bisa dapat jaringan langsung kepada investor dan konsumen," ujar Triawan.

Menanggapi dampak negatif gim, dia juga menyebutkan bahwa pemerintah tetap memberikan batasan supaya para konsumen tetap memperhatikan kedisiplinan, kesehatan, dan psikologis. Apalagi, sekarang electronic sports (e-sports) mulai memasuki tingkat profesionalitas yang baik.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menyatakan permainan gim dapat berdampak pada melebarnya defisit neraca pembayaran Indonesia (NPI). Sebab, setiap unduhan yang dibayar masyarakat dapat menyebabkan dana lari ke luar negeri.

Mirza mencontohkan, harga gim online sebesar Rp 7.000-Rp 10.000, namun jika diunduh 2 juta orang per hari, maka akan berdampak pada dana yang keluar dari Indonesia. Untuk itu, Mirza mendorong agar aplikasi permainan gim dapat diproduksi dan diunduh oleh masyarakat Indonesia.

(Baca: Dianggap Merusak Generasi Muda, Malaysia Larang Gim PUBG)