Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyatakan akan mendorong percepatan proses perizinan migas di Blok Pangkah. Dia ingin agar potensi migas di Jawa Timur ini segera dikembangkan dan secepatnya bisa berproduksi.
"Saya ke sana waktu itu enam bulan lalu. Saya men-support untuk dikembangkan secepatnya. Itu kan besar potensinya kalau terbukti," ujarnya di Kementerian ESDM (27/3).
(Baca: 14 Wilayah Berpotensi Hasilkan Cadangan Migas Baru)
Sementara itu Kepala SKK Migas Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Ali Masyhar mengatakan wilayah kerja migas
Blok Pangkah yang dikelola oleh PT Saka Energi Indonesia ditargetkan akan mulai berproduksi (on stream) dalam waktu dekat. "Saka project West Pangkah, ditarget on stream kuartal satu 2019," ujarnya saat dihubungi Katadata.co.id (26/3).
PT Saka Energi Indonesia yang menjadi operator di Blok Pangkah tersebut sebelumnya telah menemukan cadangan minyak bumi di sumur eksplorasi TKBY-2, yang sudah berhasil dibor pada Agustus tahun lalu. Adapun pengeborannya menggunakan rig eksisting yang sebelumnya dipakai untuk pengeboran Saka di Blok South Sesulu Kalimantan Timur.
(Baca: Kemajuan Baru, Saka Mulai Bor Sumur Ketiga di Blok Pangkah)
Selanjutnya, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN) ini melakukan pengeboran di sumur lainnya, yakni TBKY-3. Jika pengeboran sukses, Saka Energi berencana mengembangkan hasilnya menjadi lapangan baru dengan mengajukan proposal pengembangan alias Plan of Development (PoD) ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas).
Saat ini, Saka Energi memiliki 11 hak kelola di blok migas dalam negeri dan satu di luar negeri. Selain Pangkah, blok yang sudah berproduksi adalah Muara Bakau, Bangkanai, Ketapang, Muriah, dan Blok Fasken yang berada di Amerika Serikat. Sementara, lima blok lainnya belum menghasilkan minyak atau gas karena masih tahap eksplorasi. Blok tersebut adalah West Bangkanai, Wokam II, South Sesulu, Pekawai, dan West Yamdena.