Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto berjanji akan menurunkan harga sembako dalam 100 hari pertama kerja jika ia terpilih. Namun, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdullah mengatakan upaya penurunan harga sembako, terutama beras dapat dilakukan dengan impor.
Menurut Rusli, 100 hari pertama kerja akan jatuh pada Oktober hingga Januari. Namun pada periode November hingga Januari, ada tren kenaikan harga lantaran belum memasuki masa panen raya. Oleh karena itu, penurunan harga tercepat dapat dilakukan dengan impor.
Namun, upaya penurunan beras dengan impor dinilai akan bertentangan dengan upaya Prabowo untuk swasembada pangan. "Bisa diturunkan harga beras tapi ya impor besar-besaran, nanti dijual kembali," kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (26/3).
Adapun, impor tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Impor membutuhkan waktu lebih dari satu bulan lantaran memerlukan proses perjalanan, pembongkaran, dan distribusi.
(Baca: Jadwal Kampanye Terbuka Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga Hari Ini)
Harga beras dinilai akan berfluktuasi sesuai dengan musim panen. Ia pun mencatat, rata-rata harga beras pada Januari dapat mencapai puncak tertingginya, yaitu Rp 10.350 per kilogram untuk beras premium, Rp 10.215 per kilogram untuk beras medium, dan Rp 9.987 per kilogram untuk harga beras rendah.
Selain dengan impor, penurunan harga dapat dilakukan dengan operasi pasar yang dilakukan oleh Perum Bulog. Namun, operasi pasar biasanya tidak efektif dalam menurunkan harga sembako. "Karena coverage operasi pasar itu terbatas," ujarnya.
Untuk mencapai target penurunan harga sembako, operasi pasar harus dilakukan secara besar-besaran. Namun, cara ini memerlukan anggaran yang besar. Oleh karena itu, ia menilai hal yang terpenting ialah stabilitasi harga. Stabilisasi dapat dilakukan dengan manajemen stok sembako.
Sebelumnya, Prabowo meyakinkan dapat menurunkan harga listrik dan sembako lantaran para pakar telah mengkaji kemungkinan tersebut. Bedasarkan perhitungan para pakar, penurunan harga dapat dilakukan dalam 100 hari pertama.
Namun demikian, ia enggan mengatakan rincian strateginya. "Tidak akan saya ceritakan sekarang nanti ada yang nyontek. Akan saya cerita 24 hari lagi," kata dia seperti dikutip dari Detik.com.
(Baca: Jelang Ramadan, Kemendag Antisipasi Pergerakan Harga Bahan Pokok)