Calon presiden (Capres) nomor urut 01 Joko Widodo menargetkan kemenangan 70% di wilayah Yogyakarta dalam Pilpres 2019. Hal tersebut disampaikannya saat bertemu dengan 30 ribuan pendukungnya di Stadion Kridasono Yogyakarta.
Target yang disampaikan Jokowi tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan perolehan saat Pilpres 2014 lalu. “Catatan saya, di 2014 kita hanya dapat 56%, tapi kita ingin di 2019 ini kita harus dapat di atas 70%, sanggup Bapak, Ibu?" kata Jokowi di Stadion Kridasono Yogyakarta, Sabtu (23/3).
Ia menilai target tersebut logis. "Tapi ini perlu kerja keras, waktu kita 24 hari lagi," ujarnya. Ia pun meminta para pendukungnya mengajak orang sebanyak-banyaknya ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 17 April 2019 agar target tersebut bisa tercapai.
(Baca: Dua Penyebab Elektabilitas Jokowi-Maruf Turun Jelang Pilpres)
Selain itu, ia berharap pendukungnya untuk melawan hoaks atau berita bohong yang semakin banyak tersebar menjelang hari pemungutan suara. “Karena sekarang tidak hanya di media sosial tapi hoaks juga dari pintu ke pintu, sudah merusak dan ingin memecah belah negara ini," ujarnya.
Ia pun menyinggung beberapa hoaks seperti pendidikan agama yang akan dihapuskan atau azan yang akan dilarang bila dirinya Jokowi-Ma'ruf Amin menang,
Masih Kalah di Beberapa Wilayah
Pertengahan Maret lalu, Jokowi sempat menyinggung soal elektabilitasnya dan Ma’ruf Amin di beberapa daerah yang masih kalah dibandingkan pesaingnya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Wakil Ketua Tim Kemenangan Nasional Jokowi-Ma'ruf Moeldoko menyebutkan beberapa daerah tersebut, antara lain Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Sumatera.
Jokowi berharap tim sukses dapat meningkatkan angka elektabilitasnya bersama Ma'ruf di beberapa daerah tersebut. Setidaknya, kata Jokowi, selisih elektabilitasnya dengan Prabowo-Sandiaga tak terlalu besar. "Ada satu dua provinsi yang kami harus kerja keras," kata dia, ketika itu.
Adapun berbagai hasil survei teranyar menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf terus mengungguli Prabowo-Sandiaga. Namun, banyak survei menunjukkan elektabilitas Jokowi kurang dari 50%. Ini menunjukkan posisi Jokowi belum aman. Berdasarkan survei Litbang Kompas terbaru, elektabilitas Jokowi tercatat menunjukkan penurunan, sementara elektabilitas Prabowo naik.
(Baca: Kejar Elektabilitas, Prabowo-Sandiaga Bakal Gaet 'Undecided Voters')
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma’ruf sebesar 49,2%, turun 3,4% dibandingkan hasil survei pada enam bulan sebelumnya, yaitu Oktober 2018 yang sebesar 52,6%. Ini berbanding terbalik dengan elektabilitas Prabowo-Sandiaga yang justru meningkat dari 32,7% saat survei Oktober 2018, menjadi 37,4% dalam survei terbaru.
Dengan perkembangan itu, selisih elektabilitas Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandiaga pun menipis menjadi hanya 11,8%. Adapun, berdasarakan survei terbaru, persentase yang belum menentukan pilihan sebesar 14,7%.