Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto hari ini membuka pameran Adiwastra Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC). Pameran ini menampilkan aneka kain tradisional, termasuk batik dan tenun dari seluruh Nusantara.
Airlangga menjelaskan, batik dan tenun ikat sudah menjadi alternatif untuk pakaian resmi. "Batik saja lebih cocok untuk daerah iklim panas daripada jas yang tidak simpel," kata Airlangga dalam sambutannya, Rabu (20/3).
Kementerian Perindustrian mencatat, sentra industri batik di Jawa mencapai 101 unit. Di dalamnya ada 3.782 unit usaha yang menyerap tenaga kerja hingga 15.055 orang.
Sementara tenun diproduksi di 368 sentra dengan 14.618 unit usaha dan mempekerjakan 57.972 orang. Dia menyebutkan, hampir seluruh provinsi di Indonesia memiliki warisan nusantara berupa tenun, baik yang dibuat dengan alat tenun gedogan maupun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
(Baca: Ekspor Batik Indonesia Capai Rp 747 Miliar Sepanjang 2018)
Airlangga menyatakan, industri batik dan tenun mendapat perlindungan dari pemerintah. Kedua industri masuk ke dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) yang diatur Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016.
Sementara, Kementerian Perindustrian juga menggenjot investasi di lima sektor prioritas dalam Making Indonesia 4.0, Kelima sektor industry tersebut adalah makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika.
Selain itu, adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok juga dapat membuka peluang masuknya investasi manufaktur di Indonesia. “Beberapa industri tekstil, pakaian dan alas kaki sedang mempertimbangkan pemindahan pabrik dari Tiongkok ke Indonesia,” kata Airlangga.
(Baca: Dukung Pemulihan Bencana, Didiet Maulana Pamerkan Tenun Donggala)