Perabot Rumah Tangga Indonesia Laku Rp 25 Miliar di AS

Kemendag
Paviliun Indonesia di International Home and Housewares 2019 di Chicago, Amerika Serikat, 5 Maret 2019.
Penulis: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
15/3/2019, 18.52 WIB

Produk perabot rumah tangga asal Indonesia berhasil mencetak transaksi potensial mencapai US$ 1,8 juta, sekitar Rp 25,6 miliar dalam International Home and Housewares 2019 di Chicago, Amerika Serikat. Sebanyak 56 transaksi terjadi dalam pameran yang berlangsung pada 2 hingga 5 Maret 2019.

Kepala Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Chicago Billy Anugrah menyatakan sebanyak enam perusahaan ikut dalam pameran perabot rumah tangga kedua terbesar dunia itu. "Kami harap dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke AS dan memperluas akses pasar baru," kata Billy dalam keterangan resmi, Jumat (15/3).

Keenam perusahaan yang ikut adalah PT Indomop Multi Makmur yang merupakan produsen alat kebersihan dari Banten; PT Presindo Central yang merupakan produsen alat makan berbahan melamin “Onyx" dari Banten; CV Procyro Adikarya yang merupakan produsen alat rumah tangga dan kerajinan tangan berbahan rotan sintetis dari Jawa Tengah.

(Baca: Kemendag Targetkan 68 Kontrak Dagang pada Trade Expo)

Kemudian, PT Umbra Prasia yang merupakan produsen perabot rumah tangga berbahan kaca dari Jawa Timur, PT Trisinar Indopratama yang merupakan produsen alat rumah tangga berbahan plastik "Technoplast” dari Banten; serta PT Green Leaf Indonesia yang merupakan produsen alat rumah tangga berbahan plastik dari Jakarta.

Menurut Billy, Indonesia ingin memamerkan produk perabot rumah tangga unggulan Indonesia. "Pavilion Indonesia juga jadi platform untuk menunjukkan keunggulan kualitas yang dimiliki para industri produsen alat rumah tangga Indonesia untuk mengambil pangsa pasar yang lebih besar serta menjadi bagian dari rantai suplai industri AS,” ujarnya.

Pada 2019, porsi pasar pada produk alat rumah tangga di AS yang meliputi ratusan jenis produk diperkirakan meningkat sebesar 12,7% atau naik sekitar US$ US$ 73 miliar. Catatannya, potensi itu lebih besar daripada capaian 2018 yang hanya sebesar US$ 63 miliar.

Dia menambahkan, perang dagang antara AS dan Tiongkok berdampak pada kenaikan tarif produk berbahan kaca dan platik. Sehingga, momen itu menjadi kesempatan Indonesia untuk mengambil pangsa pasar dari kedua negara.

(Baca: Ekspor Batik Indonesia Capai Rp 747 Miliar Sepanjang 2018)

Billy menyebutkan, keikutsertaan Indonesia merupakan yang ketiga dalam pameran di Chicago. Produk Tanah Air berada dalam area utama yang luasnya sekitar 83,61 meter persegi.

Selain itu, industri produk alat rumah tangga merupakan salah satu industri manufaktur padat karya menengah yang bernilai tambah, sehingga dapat bermanfaat meningkatkan ekspor Indonesia yang lebih berdaya saing dan bernilai tambah," kata Billy.

Selama pameran berlangsung, Paviliun Indonesia juga mendapatkan respons yang sangat positif dan dikunjungi lebih dari 150 buyer potensial yang hadir dari berbagai perusahaan internasional. Kunjungan datang dari negara Jepang, Korea Selatan, Meksiko, China, Taiwan, dan Brasil.

Reporter: Michael Reily