PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mengklaim ada dua keuntungan dari pembelian 51 % saham PT Freeport Indonesia, baik dari segi finansial dan manajemen.
Head of Corporate Communications and Government Relations Inalum Rendi Achmad Witular mengatakan laba bersih Freeport pada periode 2023-2041 akan sekitar US$ 2 miliar per tahun.
(Baca: Cadangannya 1,8 Miliar Ton, Tambang Freeport Bisa Produksi Hingga 2051)
"Perusahaan memiliki 51 % saham maka dalam periode tersebut diproyeksikan mendapat laba bersih US$ 18 miliar per tahun dari Freeport," katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (27/2).
Dari sisi manajemen, Inalum akan memiliki pengaruh besar di Freeport. Perseoran berhak menentukan besaran dividen, anggaran dasar, serta menentukan dewan komisaris dan direksi.
(Baca: Utang Inalum Membengkak 5 Kali Lipat Usai Akuisisi Freeport)
Namun, menurut Rendi, saat ini yang terpenting bukan menempatkan orang Inalum di Freeport, tapi memastikan peralihan dari tambang terbuka (open pit) ke bawah tanah (underground) di tambang emas dan tembaga Grasberg, Papua, berjalan lancar.
(Baca: Inalum Tak Akan Terima Dividen dari Freeport Selama Dua Tahun)
Saat ini masa transisi sedang berlangsung. Produksi dan pendapatan Freeport akan menurun. Produksinya menyusut dari 2,1 juta ton pada 2018 menjadi 1,2 juta ton tahun ini. Pendapatannya merosot dari US$ 6,5 miliar menjadi US$ 3,1 miliar pada 2019.