Papua Masih Jadi Daerah Paling Rawan dalam Pemilu 2019

ANTARA FOTO/UMARUL FARUQ
Simulasi pengamanan Pemilu 2019 di Mako Brigif-2 Marinir Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (11/2/2019). Pemerintah bersama TNI dan Polri memberi perhatian khusus terhadap potensi kerawanan Pemilu yang ada di Papua.
25/2/2019, 21.26 WIB

Papua dinilai menjadi daerah yang rawan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) April mendatang. Kondisi geografis yang menantang dan sistem pemilihan yang berbeda dengan noken membuat pemerintah perlu memberi perhatian penuh di daerah tersebut.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengatakan, hal tersebut diketahu dari hasil pemetaan wilayah yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). "Semua sepakat dilakukan sosialisasi (Pemilu) termasuk TNI dan Polri," kata Tjahjo dalam Rapat Koordinasi Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Republik Indonesia dan Rapat Koordinasi Teknis POM TNI-Polri di Jakarta, Senin (25/2).

Tjahjo juga mengatakan, kunci kerawanan adalah saat penghitungan suara. Apalagi, menurut perhitungan rata-rata per orang dalam mencoblos membutuhkan waktu 11 menit. Selain itu, dengan waktu yang ada dikhawatirkan setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) tidak dapat menyelesaikan penghitungan pada pukul 23.00 hingga 24.00 waktu setempat.

Selain itu, pemerintah, Komisi Pemilihan Umum (KPU), hingga TNI dan Polri perlu mensosialisasikan Pemilu dan menghindari golongan putih (golput). Caranya, dengan mengingatkan masyarakat bahwa haknya untuk memilih dilindungi dalam konstitusi. "Serta (harus) digunakan dengan baik," kata Tjahjo.

(Baca: AJI Beberkan Penyebab Minimnya Pemberitaan Tentang Masalah Papua)

Netralitas Aparat

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution