Kedua calon presiden, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto diprediksi tampil lebih otentik dalam Debat Pilpres 2019 putaran kedua. Sebab, debat yang akan diselenggarakan pada 17 Februari 2019 tersebut tanpa menggunakan kisi-kisi pertanyaan.
Ini berbeda dengan debat putaran pertama di mana Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan bocoran jawaban kepada para kandidat. "Kita bisa melihat calon-calon yang lebih otentik, yang lebih asli. Kemarin kan dapat kisi-kisi," kata Pendiri lembaga survei Kedai KOPI, Hendri Satrio di Jakarta, Rabu (13/2).
Menurut Hendri, otentisitas dari para calon presiden ini akan terlihat dalam substansi jawaban mereka terkait tema debat. Dalam debat kedua, tema-tema yang diangkat adalah yakni pangan, energi, lingkungan, sumber daya alam (SDA), dan infrastruktur.
Otentisitas itu pun dapat terlihat ketika para calon presiden tak mampu menjawab pertanyaan debat. "Pura-pura tahu itu salah juga. Kalau jawab enggak tahu, cara jawab enggak tahu itu juga menurut saya perlu tepat," kata Hendri.
(Baca: Timses: Posisi Jokowi Bakal Lebih Sulit di Debat Pilpres Putaran Kedua)
Debat Substantif
Agar semakin menarik, Jokowi dan Prabowo diminta tak mengisi debat dengan hal-hal yang bersifat emosional dan sensasional. Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati meminta mereka menghadirkan debat yang substantif.
Hal ini dapat dilakukan Jokowi dan Prabowo dengan menjelaskan langkah penyelesaian berbagai masalah yang ada. Dengan demikian, Jokowi tidak sekadar memaparkan capaiannya di berbagai bidang selama memerintah.
Sementara, Prabowo tidak hanya mengkritik kinerja pemerintah. "Yang masyarakat butuhkan sekarang adalah apa yang akan mereka lakukan selama lima tahun ke depan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih tersisa," kata Enny.
Enny menilai, pemaparan secara substantif ini penting untuk bisa menggaet pemilih rasional. Pasalnya, para pemilih rasional ini merupakan orang-orang yang masih bisa beralih dukungannya (swing voters) atau belum memilih (undecided voters).
"Karenanya sekarang ini kami harapkan semua pihak yang terlibat, baik langsung atau tidak langsung dalam perhelatan debat publik capres kedua nanti benar-benar menghadirkan dan mendorong terjadinya debat yang substantif," kata Enny.
(Baca: Debat Capres Babak Dua, Jokowi-Prabowo Didorong Bahas Oligarki Tambang)