Seleksi Pameran Kriya di AS Syaratkan Produk Ramah Alam

ANTARA FOTO/Aji Styawan
Pekerja menyelesaikan pembuatan kerajinan dari limbah mebel kayu jati di sebuah industri rumahan di Desa Klampok, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (24/11).
Penulis: Dini Hariyanti
11/2/2019, 17.55 WIB

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) kembali menggelar program IDentities untuk menyaring produk kriya jelang keikutsertaan Indonesia dalam New York (NY) Now pada 11 - 14 Agustus 2019. Produk yang mereka ajukan harus berkualitas ekspor, orisinil, dan ramah alam.

Kepala Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simandjuntak mengatakan, selain mengutamakan estetika maka produk kriya juga perlu mengeksplorasi sumber baru bahan baku. "Desain hebat juga peduli terhadap lingkungan," ujarnya mengutip dokumen IDentities Bekraf, Senin (11/2).

(Baca juga: Pameran di Jerman, Produsen Kriya Incar Pembeli Potensial dari Eropa

Kriteria utama adalah karya harus orisinil. Selain itu, produk yang didaftarkan berbahan ramah lingkungan, berkarakter khas Indonesia, menggunakan bahan lokal (material, tenaga ahli, dan pekerja), memiliki latar belakang sejarah, serta mencantumkan deskripsi konsep desain yang diusung.

Pendaftaran program IDentities berlangsung pada 9 - 25 Februari 2019 melalui laman www.bekraf.go.id/nynow. Tidak semua produsen kriya yang akan tampil dalam NY Now difasilitasi Bekraf. Ada pula yang diboyong oleh kementerian/lembaga lain.

Tahun lalu, pemerintah memfasilitasi 17 pengusaha kriya. Keikutsertaan mereka merupakan hasil kerja sama Bekraf (delapan merek), Kementerian Luar Negeri (lima merek), serta Bank Indonesia bersama Bank Rakyat Indonesia (empat merek).

Produsen kriya yang difasilitasi Bekraf selalu berasal dari seleksi terbuka. Mereka lolos kurasi pada 2018 adalah Sackai Bags, Siji, Kana Goods, Noesa, Kayou, Pala Nusantara, Jenggala, dan Indo Risakti. (Baca juga: Pacu Ekspor Produk Kreatif, E-Commerce Jadi Andalan Pemasaran

NY Now adalah pameran internasional yang khusus menampilkan produk kriya berupa gift, dekorasi rumah, dan furnitur. Pada umumnya, barang yang tampil mengusung desain modern menggunakan bahan baku ramah lingkungan, dan memberdayakan warga lokal.

"Karya kriya harus orisinil, karya desain asli Indonesia dan bukan imitasi atau repelika karya maupun desain yang sudah ada. Disarankan sudah terdaftar di Ditjen Kekayaan Intelektual," kata Joshua.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dipublikasikan Bekraf mencatat bahwa subsektor kriya menyumbang 15,40 persen terhada produk domestik bruto ekonomi kreatif. Angka ini menunjukkan bahwa kriya adalah kontributor terbesar ketiga di antara 16 subsektor kreatif.