Impor Pangan dan Utang Diramal Jadi Isu Utama Debat Capres Putaran Dua

Arief Kamaludin | Katadata
Perhelatan debat Pilpres 2019 diperkirakan memiliki efek pendongkrak elektabilitas untuk menggaet masyarakat yang belum menentukan atau masih dapat berubah pilihannya.
Editor: Ekarina
7/2/2019, 19.38 WIB

Debat calon presiden (Capres) putaran kedua antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang digelar pada 17 Februari mendatang diprediksi akan berlangsung lebih menarik. Sebab, ada dua isu hangat yang akan kemungkinan diangkat dalam debat bertema energi, lingkungan hidup, infrastruktur, pangan, dan sumber daya alam tersebut.

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research Center Djayadi Hanan mengatakan dua isu hangat yang itu di antaranya adalah soal impor pangan dan utang terkait pembangunan infrastruktur. Kedua hal ini memiliki resonansi besar dan kerap jadi perbincangan masyarakat.

"Dugaan saya akan menarik perhatian lebih banyak orang karena dua isu kontroversial," kata Djayadi di Jakarta, Kamis (7/2). 

(Baca: Debat Pilpres Putaran Pertama Tak Menarik, Penonton Minim)

Dia pun memperkirakan pada debat kedua nanti Jokowi akan membekali diri dengan data sebagai petahana, sedangkan Prabowo juga akan memiliki kritikan sendiri. Seperti, eksploitasinya mengenai koordinasi para pembantu presiden dalam isu impor pangan.

Sedangkan perdebatan soal infrastruktur, selain masalah utang , isu lain yang juga akan dibahas yaitu untuk siapa proyek seperti tol dibangun. Dalam hal ini, Djayadi menyebut Jokowi harus memiliki pertahanan yang baik dengan data mengenai tujuan pembangunan. Sedangkan Prabowo akan menantang dengan pendalaman isu-isu tersebut. "Itu yang akan menarik," katanya.

Karenanya, dengan pembangunan infrastruktur yang sudah banyak terealisasi seharusnya bisa menjadi bukti dan keunggulan Jokowi sebagai petahana dalam menangkis serangan isu pembangunan infrastruktur. Sedangkan bagi Prabowo, diprediksi akan menggunakan isu tersebut untuk menyerang ke jantung pertahanan lawan.

"Seharusnya polanya seperti itu," kata Djayadi. 

(Baca: Debat Pertama Belum Signifikan Angkat Suara Jokowi dan Prabowo)

Analis Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris berharap Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf dan Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membekali kedua pasangan lebih baik lagi pada debat kedua. Dia melihat pada debat pertama kedua paslon tidak menyampaikan substansi dengan baik lantaran ketiadaan bekal seperti data.

"Mudah-mudahan jadi pelajaran bagi TKN dan BPN," kata dia.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution