Gaet Pembeli Global, Seni Pertunjukan Butuh Infrastruktur Penunjang

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kelima kiri) bersama mantan presiden Megawati Soekarnoputri (keempat kanan) menyapa para pemain teater Kebangsaan "Satyam Eva Jataye" usai pementasan di Teater Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Selasa (23/1).
Penulis: Dini Hariyanti
4/2/2019, 14.35 WIB

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menginginkan usaha kreatif terkait kesenian dapat lebih banyak menjangkau peluang di kancah global. Seni pertunjukan termasuk subsektor potensial untuk menjaring 'buyer' mancanegara sehingga perlu difasilitasi intensif.

Infrastruktur penunjang aksi panggung dinilai sebagai faktor krusial untuk menggaet atensi pembeli potensial atas berbagai karya yang tampil. Potential buyer yang dimaksud, misalnya manajemen organisasi performing arts mancanegara.

"Seni pertunjukan nasional kita membutuhkan medium yang bisa mendatangkan pembeli potensial. Dulu itu seperti SIPA. Potential buyer yang datang bisa tanda kutip langsung belanja," tutur Wakil Kepala Bekraf Ricky J. Pesik kepada Katadata.co.id, Senin (4/2).

SIPA (Solo International Performing Arts) merupakan festival seni pertunjukan dunia yang digagas Joko Widodo saat menjabat walikota Solo, Jawa Tengah. Pertunjukan yang digelar melibatkan seniman lintas benua. Seiring waktu, kegiatan ini bergulir sebatas aksi panggung saja.

"Program mendatangkan pembeli enggak berjalan padahal mekanisme ini penting," tutur Ricky. (Baca juga: Bekraf Ingin Pengelolaan Dana Abadi Ekonomi Kreatif Secara Bottom Up

Guna memfasilitasi usaha kreatif tampil dengan nilai jual lebih baik di mata buyer, Bekraf menggulirkan bantuan pemerintah (banper) nontunai yang fokus membantu perbaikan infrastruktur penunjang. Subsektor seni pertunjukan termasuk penerima terbesar fasilitas ini. 

Halaman: