Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) menuding ada kandidat lain yang menggunakan konsultan asing dalam Pilpres 2019. Konsultan asing itu menebar kabar bohong (hoaks) agar masyarakat meragukan kinerja pemerintah.
Strategi ini, lanjut Jokowi, mengadopsi propaganda Rusia untuk memenangkan kontestasi politik. "Yang dipakai konsultan asing," kata Jokowi di Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2).
Ia menyebut propaganda Rusia yang ditiru konsultan tersebut dilakukan dengan menyebarkan kabar bohong sebanyak-banyaknya. Ini ditujukan agar masyarakat menjadi ragu atas kinerja pemerintah selama ini.
Mereka tidak berpikir akan dampak negatif yang dibawa ketika menyebarkan hoaks. "Enggak berpikir (hoaks) ini memecah-belah rakyat atau tidak, menganggu ketenangan rakyat atau tidak, membuat rakyat khawatir atau tidak. Membuat rakyat takut, enggak peduli," kata Jokowi.
(Baca: Hoaks Marak, Jokowi: Penyebar Isu Ingin Pemerintah Terlihat Bersalah)
Lebih lanjut, Jokowi mengungkit tuduhan antek asing yang sering dialamatkan kepadanya. Ia membantah tuduhan tersebut lantaran selama ini pemerintah justru bekerja untuk mengembalikan aset-aset nasional dari tangan investor asing.
Jokowi mengklaim telah berhasil mengambil alih 100% pengelolaan Blok Mahakam kepada PT Pertamina (Persero) pada 2015. Padahal, Blok Mahakam telah 50 tahun dikuasai Total E&P Indonesia dan Inpex Corporation.
Ada pula Blok Rokan yang pengelolaannya sudah 100 persen diambil oleh Pertamina pada tahun lalu. Blok Rokan dikelola PT Chevron Pacific Indonesia sejak 8 Agustus 1971.
Jokowi juga menyebutkan keberhasilannya dalam mengambil 51,23% saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Hal itu dilakukannya setelah 40 tahun Indonesia tak bisa mendapatkan saham mayoritas.
Jokowi pun menilai tudingan antek asing itu lebih tepat dialamatkan kepada kandidat di Pilpres 2019 yang menggunakan konsultan asing. "Jangan nunjuk-nunjuk antek asing, padahal dirinya sendiri antek asing," kata dia.
(Baca: Prabowo Sebut Indonesia Punah, Jokowi: Pesimistis Jangan Mengajak-ajak)