Pemerintah fokus membangun infrastruktur karena berbagai program pembangunan tidak mungkin dikerjakan secara bersamaan. Hal ini disebabkan anggaran negara yang terbatas.
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, jika anggaran dibagikan secara merata, dampak pembangunan tidak akan bisa dirasakan oleh masyarakat. "Kita sudah bertahun-tahun mengecer-ecer anggaran, hasilnya apa? Baunya saja enggak kelihatan," kata Jokowi di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (2/2) malam.
Oleh karena itu, pemerintahan Jokowi dalam empat tahun terakhir menjadikan infrastruktur sebagai fokus pembangunannya. Pasalnya, pembangunan infrastruktur gampang dikontrol dan diawasi. Hasilnya pun langsung terlihat.
Jokowi pun bercerita soal pembangunan jalan tol dalam empat tahun terakhir. Dia mengklaim telah berhasil membangun jalan tol sepanjang 782 kilometer hingga akhir 2018. Panjang jalan tol itu pun akan bertambah lagi hingga 1.854 kilometer pada 2019.
Pertambahan panjang jalan tol yang dibangun telah melampaui berbagai pemerintahan sebelumnya sejak 1978. "Setelah 40 tahun, sampai 2014 Indonesia baru membangun (jalan tol) 780 kilometer," kata Jokowi.
Meski demikian, dia merasa hal tersebut masih belum memuaskan. Jokowi lantas mengacu dengan pembangunan jalan tol yang dilakukan Tiongkok dalam periode yang sama mencapai 280 ribu kilometer. "Itu jangan ditepuktangani, karena saya anggap ini masih lambat, meski sudah kerja pagi malam pagi, tiga shift," kata Jokowi.
(Baca: Wali Kota Semarang: Yang Tak Dukung Jokowi, Jangan Pakai Jalan Tol)
Karenanya, Jokowi menilai pembangunan infrastruktur, termasuk jalan tol harus diakselerasi lagi. Jika seluruh pembangunan infrastruktur selesai, hal itu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mempermudah bisnis di Indonesia.
Sebab, kecepatan distribusi barang dan mobilitas orang akan semakin lancar. Alhasil, Indonesia semakin siap bersaing dengan negara lain. "Itu akan cepat sekali," ujarnya.
Jokowi heran dengan orang-orang yang mengkritik pembangunan infrastruktur selama ini. Menurutnya, sulit untuk menjelaskan mengenai pembangunan infrastruktur kepada para pengkritiknya. Sebab, Jokowi menilai mereka tak mengerti teori ekonomi makro. "Atau kalau memang benci dan enggak senang, dijelaskan seperti apa ya enggak nyambung," kata dia.
Selanjutnya, pemerintah akan fokus pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) setelah seluruh infrastruktur rampung. Jokowi ingin agar kualitas SDM di Indonesia semakin baik ke depannya.
Dengan demikian, ekonomi Indonesia pun akan terdongkrak. Indonesia pun tidak akan terjebak dalam perangkap negara dengan pendapatan menengah (middle income trap). "Jangan sampai kita masuk ke situ dan kita tidak bisa melompat menjadi negara maju," katanya.
(Baca: Masuk ke Holding Infrastruktur, Tiga BUMN Karya Lepas Status BUMN)