Badan amal Internasional Oxfam melaporkan adanya peningkatan kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin di dunia. Kepala Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, peningkatan kesenjangan terjadi lantaran perubahan di era digital.
Ia menilai, hanya kelompok tertentu yang dapat menyesuaikan dengan perubahan di era digital atau revolusi industri 4.0. "Ada berbagai pihak yang dengan cepat dapat menangkap manfaat dari digital economy maupun revolusi industri yang membuat kekayaan mereka meningkat," kata dia di Jakarta, Kamis (24/1).
Bambang mengatakan, 10 dari 20 orang terkaya di dunia saat ini adalah orang yang bergerak di sektor digital. Namun, banyak pelaku bisnis belum mempersiapkan diri untuk menghadapi era digital.
(Baca: Bos Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak Jadi Orang Terkaya RI)
Maka itu, pemerintah fokus mempersiapkan masyarakat, lewat dukungan dalam hal infrastruktur maupun pendidikan/pelatihan sumber daya manusia (SDM). "Hanya itu yang perlu kami lakukan," ujarnya. Harapannya, masyarakat dapat memanfaatkan perubahan era dengan lebih baik dan ketimpangan ekonomi pun menurun.
Berdasarkan hasil penelitian Oxfam, 26 orang terkaya di dunia memiliki kekayaan yang setara dengan separuh penduduk kelompok paling miskin. Kekayaan para miliader di seluruh dunia tumbuh US$ 2,5 miliar setiap hari pada 2018.
Orang terkaya di dunia, CEO Amazon Jeff Bezos mengalami peningkatan kekayaan menjadi US$ 112 miliar pada 2018. Satu persen kekayaan Jeff disebut setara dengan seluruh anggaran kesehatan Ethiopia, negara dengan jumlah penduduk 105 juta orang.