Banjir Landa 53 Kecamatan di Sulawesi Selatan, 8 Korban Tewas

BNPB
Banjir di Sulawesi Selatan, Rabu (23/1).
Penulis: Pingit Aria
23/1/2019, 16.55 WIB

Hujan berintensitas tinggi disertai angin kencang dan gelombang pasang telah menyebabkan banjir di wilayah Sulawesi Selatan, sejak Selasa (22/1) siang. Data sementara, 53 kecamatan di di Kabupaten Jeneponto, Gowa, Maros, Soppeng, Barru, Wajo, Bantaeng, Pangkep dan Kota Makassar terendam banjir.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, 8 orang meninggal dunia, 4 orang hilang, dan ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Selain itu, ribuan rumah dan 10.021 hektar sawah terendam banjir.

“Korban meninggal dunia ditemukan di Jeneponto 5 orang dan Gowa 3 orang, sedangkan korban hilang terdapat di Jeneponto 3 orang dan Pangkep 1 orang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Rabu (23/1).

Ia menyebut, di Kabupaten Jeneponto, banjir melanda 21 desa di 10 kecamatan yaitu Kecamatan Arung Keke, Bangkala, Bangkala Barat, Batang, Binamu, Tamalatea, Tarowang, Kelara, dan Turatea dengan ketinggian air 50 – 200 centimeter.

(Baca juga: Ketahanan Hadapi Bencana Butuh Komitmen Politik)

Banyak warga yang mengungsi sementara di atap rumah sambil menunggu dievakuasi. Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI, Tagana, relawan dan lainnya melakukan penanganan darurat. “Evakuasi, pencarian, penyelamatan dan distribusi bantuan masih terus dilakukan,” kata Sutopo.

Di Kota Makassar, banjir melanda 14 kecamatan yaitu Kecamatan Biringkanaya, Bontoloa, Kampung Sangkarang, Makassar, Mamajang, Manggala, Mariso, Pankkukang, Rampocini, Tallo, Tamalanrea, Tamalate, Ujung Pandang, dan Ujung Tanah. Sekitar 1.000 jiwa warga mengungsi.

Di Kabupaten Gowa, banjir melanda 7 kecamatan yaitu Somba Opu, Bontomanannu, Pattalasang, Parangloe, Palangga, Tombolonggo, dan Manuju. Sementara itu banjir di Kabupaten Marros melanda 11 kecamatan.

Pemerintah daerah dan masyarakat dihimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir dan tanah longsor. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyebarkan peringatan dini hujan lebat selama 23 – 30 Januari 2019. Sebagian besar wilayah Indonesia puncak hujan berlangsung selama Januari hingga Februari 2019.

(Baca juga: Presiden Minta Sistem Peringatan Dini Bencana Dievaluasi)

Secara statistik dari data kejadian bencana selama 20 tahun terakhir menunjukkan bahwa selama bulan Januari dan Februari adalah puncak dari kejadian bencana hidrometeorologi yaitu banjir, longsor dan puting beliung. “Polanya mengikuti dari pola curah hujan,” kata Sutopo.