Teror pelemparan bom di rumah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarief dinilai tidak akan menghentikan pengusutan kasus-kasus korupsi. KPK telah meminta pihak Kepolisian RI (Polri) untuk mengusut kasus ini.
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar meyakini KPK tidak akan pernah berhenti mengusut kasus korupsi walaupun diserang dan diteror. Hal ini dikatakan Antasari usai mengisi acara diskusi mengenai pelayanan publik di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (9/1).
Dia meminta lembaga anti rasuah tersebut tidak takut untuk tetap bekerja memberantas tindak pidana korupsi. "KPK tidak akan bisa diteror," kata Antasari.
Ia juga mengaku heran mengapa pimpinan KPK masih terus diserang. Meski demikian, dia yakin KPK tidak akan mundur selangkah pun. Apalagi sejak dirinya dipenjara ketika menjadi pimpinan, lembaga tersebut tetap berjalan dan terus menangkap para koruptor. "Saya pikir dengan memenjarakan saya sudah selesai, rupanya masih ada juga ya (teror)," kata Antasari.
Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi, yang juga pernah menjabat Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK, mengatakan pemerintah menunggu penjelasan Polri terkait adanya kasus ini. Johan juga mengatakan tidak boleh ada upaya intimidasi kepada penegak hukum termasuk kepada pimpinan KPK. "Nanti penjelasan Polri bagaimana, kami serahkan ke Polri," kata dia.
Dia juga mengaku pernah mengalami teror ketika bertugas di KPK. Kejadian aneh yang menimpanya antara lain selang radiator kendaraan yang digunting hingga ditabrak mobil. Namun setelah mengalami hal-hal tersebut, aparat Kepolisian meningkatkan pengamanan bagi pimpinan KPK. "Ruang gerak kami (dulu) kan tidak mungkin diawasi 24 jam, mungkin di sela-sela itu ada pihak yang tidak suka kepada KPK," katanya.
(Baca: Kasus Meikarta, Anggota DPRD Bekasi Diduga Terima Gratifikasi Wisata)
Polri Turunkan Tim Khusus
Tim Khusus Mabes Polri diturunkan untuk menyelidiki aksi teror di kediaman Ketua KPK Agus Raharjo dan Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono mengatakan, tim tersebut diisi oleh jajaran Polda Metro Jaya, serta dibantu oleh anggota Detasemen Khusus Antiteror 88, Inafis, dan Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri.
"Saat ini penyidik sedang bekerja. Kita tunggu saja," ujar Argo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (9/1). Penyidik telah memeriksa beberapa saksi dan rekaman kamera tersembunyi. Meski demikian, ia belum dapat menjelaskan secara detail hasil pemeriksaan awal penyidik.
Di rumah Laode terdapat dua bom molotov rakitan yang terbuat dari botol kaca berisi bahan bakar dan sumbu. "Ada dua (bom molotov) yang dilemparkan, satu tidak menyala dan tidak pecah. Yang kedua pecah," ujar Argo.
Sementara itu, di kediaman Agus ditemukan tas yang disangkutkan di pagar dan diduga sebagai bom. Benda tersebut saat ini sedang dicek oleh Tim Inafis. Polri memastikan kediaman kedua petinggi KPK itu sudah aman dan kondusif karena telah dilakukan sterilisasi dan patroli.