Perhelatan debat dalam Pilpres 2019 diperkirakan akan memiliki efek pendongkrak elektabilitas para pasangan calon. Hal itu lantaran debat dapat menggaet masyarakat yang belum menentukan atau masih dapat berubah pilihannya dalam Pilpres 2019.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, jumlah masyarakat yang belum menentukan pilihannya mencapai 9,2%. Jika ditambah dengan kelompok yang masih bisa berubah pilihannya, persentasenya menjadi sekitar 25%. "Tentu saja efeknya akan lebih kuat di kalangan swing voters, terutama yang belum punya pilihan apapun," kata Burhanuddin di kantornya, Jakarta, Selasa (8/10).
Menurut Burhanuddin, potensi menggaet para pemilih tersebut karena debat akan disaksikan sekitar 70% masyarakat Indonesia. Pilihan mereka akan bergantung kepada performa para pasangan calon, baik Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno ketika berdebat. Hal ini terjadi pada debat Pilpres 2014. Ketika itu, elektabilitas Jokowi-Jusuf Kalla meningkat signifikan karena performanya dianggap baik.
Padahal banyak masyarakat sebelumnya memprediksi performa Jokowi-JK dalam debat tidak akan sebaik Prabowo-Hatta Rajasa. "Waktu itu orang merasa underestimate sama Pak Jokowi di debat, tapi di debat pertama Jokowi justru melampaui ekspektasi yang diharapkan oleh publik," kata Burhanuddin.
Karenanya, para pasangan calon diharapkan dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi debat Pilpres 2019. Burhanuddin menyarankan mereka untuk memperhatikan sisi penguasaan substansi yang akan dibawakan selama debat.
Selain itu, mereka juga harus memperhatikan artikulasi, gaya komunikasi, hingga aspek penampilan. Dengan demikian, mereka dapat meyakinkan publik untuk memilih mereka pada Pilpres 2019. "Show ini yang harus diperhatikan kedua kubu," kata Burhanuddin.
(Baca: KPK Bakal Terlibat dalam Pembahasan Materi Debat Pilpres 2019)
Debat Pilpres 2019 bakal diselenggarakan selama lima kali. Debat perdana rencananya diselenggarakan pada 17 Januari 2019. Tema debat perdana, yakni hukum, HAM, korupsi, dan terorisme.
Debat kedua bakal diselenggarakan pada 17 Februari 2019 dengan tema energi dan pangan, SDA dan lingkungan hidup, serta infrastruktur. Debat ketiga rencananya diselenggarakan pada 17 Maret 2019 dengan tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan kebudayaan.
Debat keempat diselenggarakan 30 Maret 2019 dengan tema ideologi, pemerintahan, pertahanan, keamanan, dan hubungan internasional. Sementara, jadwal debat kelima masih tentatif. Ada pun tema yang akan dibahas dalam debat kelima, yakni ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri.
(Baca: Prabowo-Sandiaga Bakal Paparkan Visi-Misi ala Town Hall Meeting)