Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai kedatangan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Reuni 212, Ahad kemarin, bakal menambah elektabilitasnya pada pemilihan presiden tahun depan (Pilpres 2019). Sebab, acara tersebut merupakan agenda yang melibatkan massa cukup besar.
Panitia Reuni 212 mengklaim peserta unjuk rasa mencapai jutaan manusia. “Bagi kami, Reuni Akbar 212 sebuah peristiwa yang sangat besar, yang memberikan rasa optimisme kemenangan Prabowo-Sandiaga Uno juga,” kata Fadli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (3/12).
(Baca: Teriakan “Hidup Prabowo” dan Kedatangan Elite Partai di Reuni 212).
Menurut dia, kedatangan Prabowo mampu menarik dukungan dari massa yang datang pada Reuni 212. Ini merupakan kelompok massa yang pada 2016-2017 melakukan serangkaian demo besar-besaran untuk menuntut Gubernur DKI Jakarta ketika itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang dituding menistakan Islam.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah. Prabowo bakal mendapat elektabilitas karena kedatangannya memberi kepastian atas pemimpin Indonesia yang adil. Massa Reuni 212 menilai pemerintah saat ini menciptakan kekacauan karena berbuat tidak adil.
Sementara itu, Pembina Lembaga Kajian Strategi dan Pembangunan (LKSP) Muhsinin Fauzi juga memandang Reuni 212 memiliki pengaruh di kalangan pemilih muslim. Berdasarkan survei LKSP, gerakan tersebut didukung oleh 31 % pemilih muslim.
(Baca: TKN Jokowi-Ma'ruf Sebut Reuni 212 Sarat Muatan Politik).
Sebanyak 21,6 % responden tercatat mendukung calon presiden hasil Ijtima Ulama. Kesepakatan sebagian ulama sebelumnya menyatakan calon yang dipilih adalah Prabowo Subianto-Sandiaga. “Gerakan 212 berpengaruh karena dari tuntutan penistaan agama berkembang menjadi diskriminasi hukum dan penyimpangan kekuasaan,” kata Muhsinin.
Berbeda pendapat mereka, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arsul Sani menilai kedatangan Prabowo tersebut belum tentu menambah dukungan elektoralnya. Sebab, massa Reuni 212 memang selama ini tidak mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Massa tersebut, lanjut Arsul, sudah dihitung dalam elektabilitas Prabowo-Sandiaga dalam beberapa survei sebelumnya. “Jadi tidak ada cerita menggerus elektabilitas (Jokowi-Ma'ruf),” kata Arsul.