Disrupto 2018 Menjawab Tantangan Disrupsi dengan Kolaborasi

ANTARA FOTO/REUTERS/Steve Marcus
Jordan Itakin berjalan melewati tampilan teknologi nirkabel broadband 5G di stan Intel saat CES 2018 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Selasa (9/1).
Penulis: Dini Hariyanti
23/11/2018, 18.01 WIB

WIR Group meyakini bahwa kolaborasi di antara para perusahana rintisan, institusi keuangan, pelaku industri yang eksis, serta pemerintah dapat memaksimalkan dampak positif disrupsi.

WIR Group adalah perusahaan teknologi digital reality asal Indonesia berskala global. CEO WIR Group Daniel Surya menjelaskan, pihaknya mencoba merealisasikan kolaborasi tersebut melalui Disrupto 2018. Kegiatan ini bekerja sama dengan PT Bank Maybank Indonesia Tbk.

"Pada era disrupsi ini ada tiga hal yang penting, yaitu kolaborasi startup, industri yang eksis, dan pemerintah. Melalui gerakan Disrupto, kami ingin terjalin kolaborasi sehingga Indonesia bisa menjadi bagian penting pada era disrupsi ini," ucapnya, di Jakarta, Jumat (23/11).

(Baca juga: Menaker: 56 % Pekerjaan Berpotensi Hilang Akibat Disrupsi Teknologi

Disrupto berlangsung pada 23 - 25 November 2018 di Plaza Indonsia, Jakarta Pusat. Gerakan inklusif ini menghadirkan 130 pembicara, lebih dari 200 perusahaan rintisan (startup) dari berbagai sektor, dan sekitar 60 exhibitor.

Inklusif yang dimaksud bahwa Disrupto bersifat merangkul semua pelaku ekonomi. Para pebisnis ini memiliki pendapat senada, yakni disrupsi teknologi dapat mendongkrak pertumbuhan berbagai sektor bisnis.

"Disrupto, kami yakin, dapat turut mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia melalui kolaborasi antarpelaku ekonomi yang siap bertransformasi pada era disrupsi ini," ujar Daniel. (Baca juga: Kolaborasi, Strategi Dongkrak Kinerja Industri Kreatif

Sementara itu, Direktur Community Financial Services Maybank Indonesia Jenny Wiriyanto meyakini kolaborasi strategis yang difasilitasi Disrupto mampu menciptakan economy sharing. "Bukan hanya mampu menggerakkan roda perekonomian tetapi juga memperbesar economic scale," katanya.

Pada tahun ini, Disrupto menghadirkan sejumlah institusi keuangan global, seperti UBS, dan Julius Baer Group, dan Credit Suisse. Ada pula sejumlah perusahaan modal ventura, yakni Kejora Ventures, Gobi Partners, Vertex Ventures, Saoraja Hub, serta Ideosource.

Sejumlah topik terkait disrupsi yang dibahas, misalnya terkait inovasi teknologi masa depan, perkembangan teknologi hijau, dan pengembangan bisnis startup. Tak hanya itu, ada pula beberapa inovasi produk kreatif yang belum diproduksi massal.