Jokowi: Pancasila Tak Bisa Digantikan, Apalagi oleh Ideologi Impor

ANTARA FOTO/Setpres/Agus Suparto
Presiden Joko Widodo selaku Inspektur Upacara memberi hormat pada Upacara Parade dan Defile HUT ke-72 TNI Tahun 2017 di Dermaga Indah Kiat, Cilegon, Banten Kamis (5/10).
23/11/2018, 11.57 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Pancasila sudah menjadi ideologi Bangsa Indonesia dan tidak bisa digantikan lagi oleh ideologi lain. Bahkan, Pancasila tidak dapat digantikan dengan ideologi impor atau paham dari negara lain.

Penegasan itu disampaikan Presiden saat memberikan sambutan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Alun-alun Kajen, Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis malam (22/11). Acara tersebut diadakan oleh GP Ansor dan dihadiri sekitar 100 ribu anggota organisasi tersebut serta Barisan Ansor Serbaguna (Banser).

Jokowi mengingatkan organisasi sayap Nahdlatul Ulama tersebut agar berada di garda terdepan untuk menjaga Pancasila. "Pancasila ditunjukkan sebagai ideologi bangsa, tidak bisa digantikan ideologi lain, apalagi ideologi impor," katanya. Tapi, dia tidak menyebut ideologi impor yang menjadi ancaman tersebut.

Selain itu, Jokowi mengajak GP Ansor menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia serta membimbing jamaah agar berhijrah lebih baik, seperti dari yang senang kegaduhan menjadi penuh kerukunan. "Saya juga mengajak GP Ansor meletakkan kepentingan bangsa di atas kepentingan sendiri." Salah satunya dengan terus melakukan syiar ke-Islaman dan ke-Indonesiaan secara bersamaan. Selain itu

Presiden juga meminta GP Ansor mengikuti jalan kemuliaan Rasulullah. Dengan langkah seperti itu, dia yakin bangsa Indonesia akan sukses dan maju. "Maju untuk menghadirkan keadilan sosial dan intuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia," katanya.

Di sisi lain, Jokowi mendorong GP Ansor dan Banser menjaga kerukunan dan persatuan karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. "Itu yang harus kita jaga sebagai aset terbesar kita."