PT Eatwell Culinary Indonesia memperbesar skala bisnis di industri kuliner secara anorganik dengan mengakuisisi Dapur Solo. Jenama restoran penyaji masakan nusantara ini resmi bergabung dengan perseroan mulai 2018.
CEO PT Eatwell Culinary Indonesia Sumarno Ngadiman menyatakan, pengembangan bisnis tidak hanya ditempuh melalui cara organik tetapi juga anorganik. "Berkembang itu tidak harus organik yang semua dibikin sendiri," katanya menjawab Katadata.co.id, di Jakarta, Rabu (7/11).
Dapur Solo bukan pendatang baru di bisnis food and beverage. Restoran yang fokus menyajikan makanan klasik Pulau Jawa ini beroperasi sejak 1988. Sebelum mekanisme pesan antar marak seperti sekarang, Dapur Solo sudah menerapkannya untuk produk nasi kotak.
Pertimbangan mengintegrasikan Dapur Solo ke dalam naungan Eatwell Culinary terutama karena karakter restoran ini dianggap sejalan dengan konsep bisnis perseroan. Salah satu indikator adalah konsumen yang dibidik mulai dari segmen kelas menengah.
"Dapur Solo itu unik dan sudah establish sejak lama dengan sistem pesan antar nasi kotaknya. Akhirnya kami tarik untuk melengkapi lini bisnis kami. Dapur Solo sekarang masih gerai sendiri, akan ekspansi ke mal," tutur Sumarno.
(Baca juga: Pengalaman Konsumen, Kunci Pebisnis Kuliner Daring Gaet Pelanggan)
Eatwell Culinary hendak memposisikan Dapur Solo sebagai restoran dengan menu yang familiar bagi masyarakat Indonesia, serta harga yang relatif terjangkau. Seorang pelanggan rerata menghabiskan sekitar Rp 70.000 untuk setiap kedatangan.
Selain konsumen perorangan, pelanggan Dapur Solo juga berasal dari keluarga, grup, maupun korporasi. Jumlah pengunjung dalam setahun mencapai 3,5 juta orang. Gerai restoran ini sekarang berjumlah lima unit ditambah sebelas pusat pengiriman di area Jabodetabek.
Dapur Solo memperkaya lini bisnis Eatwell Culinary di Indonesia. Perusahaan pengelola jaringan restoran casual dining ini menaungi brand lain, yaitu Ichiban Sushi, Ta Wan, dan food court Eat and Eat. Per tahun ini tersebar 189 gerai milik Eatwell di 34 kota di Indonesia.
Chief Operating Officer PT Eatwell Culinary Indonesia Bernt Hanlee Ramli memastikan pihaknya akan terus melakukan ekspansi bisnis. "Kami akan terus melihat mana yang memang sesuai dengan konsep bisnis kami, seperti Dapur Solo, yakni makan sering dan makan senang," katanya.
(Baca juga: Resep Pendiri Warunk Upnormal untuk Memanjangkan Bisnisnya)
Total pelanggan seluruh restoran Eatwell Culinary mencapai 15 juta orang per Juni 2018. Setiap konsumen mengeluarkan sekitar Rp 60.000 per kedatangan. Adapun, pendapatan diklaim tumbuh lebih dari 40% dalam 5 tahun terakhir. Sampai 2023, perusahaan membidik pertumbuhan bisnis 25% secara organik maupun anorganik.
Sampai dengan pengujung 2017, Eatwell Culinary mempekerjakan sekitar 3.800 karyawan. Jumlah terbanyak adalah kitchen staff sekitar 50,2% lantas disusul staf gerai 39,9%, sedangkan lainnya ialah supervisor gerai, administrasi, korporasi, serta gudang/logistik.
(Baca juga: Budaya Makanan dan Lingkungan Sehat Ala Burgreens)