Pencatat Data Musik Berteknologi Blockchain Beroperasi Mulai 2020

Arief Kamaludin|KATADATA
Penampilan grup musik Slank dalam Upacara 17 Agustus 2016 di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, (17/08).
Penulis: Dini Hariyanti
2/11/2018, 19.39 WIB

Proyek Portamento diproyeksikan mulai beroperasi pada 2020. Sistem pencatat data musik ini diinisiasi oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama dengan para pegiat industri musik.

Direktur Fasilitasi Infrastruktur TIK Bekraf M. Neil El Himam mengatakan, Portamento merupakan platform berteknologi blockchain yang menjadi basis data untuk seluruh karya musik di dalam negeri. Sistem ini mengintegrasikan beberapa sumber data musik mulai 2019.

"Kalau benar-benar mulai bisa dipakai itu pada 2020 mudah-mudahan ya. Platform pencatat data musik ini menggunakan blockchain, sehingga pencatatan data bisa realtime," ujarnya kepada Katadata.co.id, Jumat (2/11).

(Baca juga: Basis Data Tertata, Pendapatan Industri Musik Capai Rp 10 Triliun)

Proyek Portamento tak hanya membangun basis data musik tetapi juga menetapkan meta datanya. Hal ini bertujuan agar Indonesia memiliki komponen informasi yang seragam dan menyeluruh terkait pencipta lagu, notasi, penyanyi, hitungan pajak, dan lain-lain.

Neil menyebutkan, Indonesia memiliki sekitar 2 juta karya musik tetapi yang terdata baru berkisar 300.000. Pencatatan lagu dibutuhkan untuk mengetahui konsumsinya, baik oleh individu maupun pebisnis seperti pusat karaoke dan konser.

"Portamento dibutuhkan agar hitungan konsumsi karya musik jelas royaltinya. Selama ini katanya penghitungan butuh setahun lebih. Ternyata memang ini rumit karena juga harus tersambung dengan data internasional," kata Neil.

Badan Ekonomi Kreatif belum dapat memastikan mekanisme pengelolaan Portamento. Terdapat beberapa opsi, semisal dijalankan oleh Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), badan independen dengan melibatkan komunitas, atau oleh lembaga nonprofit.

(Baca juga: Bekraf Bakal Manfaatkan Blockchain untuk Project Portamento

Chairman PT Svara Inovasi Indonesia Hemat Dwi Nuryanto menyatakan bahwa membangun infrastruktur teknologi Portamento relatif mudah. Tantangannya terletak pada upaya meyakinkan berbagai pihak untuk menggarap dan menjalankan platform ini bersama-sama.

"Kalau Svara sendirian menggarap ini mungkin setahun sudah beres. Tapi kita menggarapnya bersama-sama. Meyakinkan orang untuk berkolaborasi bersama-sama itu yang susah," tuturnya kepada Katadata.co.id secara terpisah.

Hemat mengimbuhkan, pembangunan basis data karya musik harus bersamaan dengan upaya meningkatkan konsumsinya melalui aplikasi digital buatan pengembang lokal. Masyarakat kini masih menikmati internet radio dan musik digital menggunakan platform asing.