Anggota Komisi Perhubungan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ridwan Bae meminta pemerintah melakukan investigasi menyeluruh terhadap manajemen maskapai Lion Air. Dia menilai Lion Air kerap kali bermasalah.

Problem tersebut karena beberapa kali mengalami insiden tergelincir hingga gagal mendarat. Sayap pesawat Lion Air juga pernah rusak pada 5 Januari 2015. Pada 1 April 2018, pesawat Lion Air JT 600 Jakarta-Jambi mengalami dekompresi kabin atau tekanan udara berkurang saat sedang mengudara. Alhasil, para penumpang harus menggunakan selang oksigen.

(Baca: KNKT: Lion Air JT 610 Tidak Meledak di Udara)

Lion Air juga sering mendapat keluhan masyarakat terkait layanan dan sering terlambat. Teranyar, aksiden jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10). “Lion Air sering mengagetkan bangsa, utamanya para pemakai moda transportasi udara. Sebaiknya pemerintah lebih jeli dan keras memantau permasalahan itu,” kata Ridwan ketika dihubungi Katadata.co.id, Selasa (30/10).

Dengan aksiden terakhir, Ridwan menilai pemerintah harus segera menghentikan operasional dari delapan pesawat berjenis Boeing 737 Max 8 yang dimiliki Lion Air. Pemerintah lantas mengevaluasi dan memverifikasi berbagai permasalahan dari pesawat tersebut.

(Baca: BMKG Pastikan Kondisi Cuaca Baik saat Lion Air JT 610 Lepas Landas).

Ridwan pun meminta agar pemerintah memanggil Boeing Co selaku produsen pesawat yang jatuh. Menurutnya, pemerintah perlu menggali keterangan dari Boeing terkait jatuhnya pesawat JT 610. “Setelah itu dievaluasi juga seluruh penerbangan Lion Air di seluruh Indonesia,” kata Ridwan. 

Jika tidak ditemukan persoalan prinsip, Lion Air perlu meningkatkan aspek pemeliharaan, pengawasan, dan operasional maskapai. Manajemen Lion Air juga perlu diperbaiki. Namun jika masalahnya cukup parah, Ridwan meminta pemerintah memberikan sanksi tegas.

Seperti diketahi sebelumnya, kemarin pesawat Lion Air JT 610 jatuh setelah hilang kontak dengan menara Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten pada pukul 06.33 WIB. Pesawat hilang kontak saat berada di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut di sekitar perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.

Lion Air JT 610 awalnya lepas landas pukul 06.20 WIB dengan membawa 178 orang dewasa, satu anak, dan dua bayi infant. Sementara dari Lion ada dua kru dan enam awak kabin.