Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan kondisi cuaca sepanjang rute penerbangan pesawat Lion Air JT 610 Jakarta-Pangkal Pinang terpantau baik. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan menjelang lepas landas tidak terindikasi kondisi cuaca yang signifikan.
Ketika itu, arah angin bervariasi selatan - barat dengan kecepatan yang relatif lemah. Awan-awan yang tumbuh di sekitar lokasi kejadian pun berjenis cumulus, bukan cumulonimbus (Cb). (Baca: Lion Air JT-610 Sempat Minta Kembali ke Bandara Soekarno Hatta).
Alhasil, awan tersebut tak membahayakan bagi penerbangan. “Memang berawan namun tidak ada awan jenis Cb. Kalaupun terdeteksi kami pasti akan memberikan peringatan,” kata Dwikorita dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/10).
Pihaknya telah memberikan informasi cuaca sebelum pesawat terbang. Informasi yang diberikan meliputi cuaca di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten dan Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Informasi prakiraan cuaca itu berdasarkan citra satelit, citra radar, maupun pengamatan cuaca Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten menggunakan Automatic Weather Observation System (AWOS). “Informasi tersebut berisi arah angin dan kecepatannya, jarak pandang, suhu, tekanan, dan lain sebagainya,” kata Dwikorita.
Sebelumnya, pesawat Lion Air JT 610 jatuh setelah hilang kontak dengan menara Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten pada pukul 06.33 WIB. Pesawat hilang kontak saat berada di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut di dekat perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat.
Lion Air JT 610 awalnya lepas landas pukul 06.20 WIB. Saat itu, Lion Air JT 610 tengah membawa 178 orang dewasa, satu anak, dan dua bayi infant. Sementara, terdapat dua kru dan enam awak kabin. (Baca: Basarnas Terjunkan Penyelam ke Lokasi Temuan Serpihan Lion Air JT 610).
Saat ini Badan SAR Nasional (Basarnas) terus mencari korban dan bangkai pesawat dengan menerjunkan para penyelaman. Menurut Direktur Operasi Basarnas Brigjen Bambang Suryo Aji, posisi bangkai pesawat berada di kedalaman 30-35 meter.
Untuk mempercepat proses pencarian korban dan bangkai pesawat Lion Air JT 610, Basarnas mengerahkan 150 orang personel, termasuk 40 tim penyelam dari Basarnas Special Group (BSG). Personel akan ditambah dari Kantor SAR Semarang dan Lampung yang sudah bergerak ke lokasi pencarian. Mereka dibantu personel Komando Pasukan Katak, Detasemen Jalamangkara, dan Batalyon Intai Amfibi milik TNI Angkatan Laut dan Kepolisian.
Basarnas mengerahkan armada kapal laut Basarnas Special Group (BSG) dan helikopter. TNI AL ikut mengerahkan KRI Rigel-933 yang memiliki teknologi Remotely Operated Vehicle (ROV) dan sonar untuk mendeteksi benda di bawah laut. “Pencarian bangkai pesawat akan kami upayakan dengan menambah alat dari BPPT,” kata Bambang.