Badan SAR Nasional memastikan pesawat Lion Air JT 610 Jakarta-Pangkal Pinang hilang kontak pada Senin (29/10). Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi mengatakan pesawat Lion Air JT 610 awalnya lepas landas pukul 06.20 WIB.
Saat itu, Lion Air JT 610 tengah membawa 178 orang dewasa, satu anak, dan dua bayi infant. Sementara dari pihak Lion ada dua kru dan enam awak kabin.
(Baca: Lion Air Tujuan Pangkal Pinang Diduga Jatuh di Sekitar Blok ONWJ)
Sekitar pukul 06.33 WIB, Lion Air JT 610 hilang kontak dengan menara Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. Pesawat hilang kontak saat berada di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut di dekat perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat.
“Lost contact. Jaraknya dari kantor Jakarta 34 NM, dari Tanjung Priok 25 NM, dan dari Karawang 11 NM,” kata Syaugi di kantornya, Jakarta, Senin (29/10).
(Baca pula: Lion Air Boeing 737 MAX yang Jatuh, Baru Beroperasi Dua Bulan)
Menurut dia, Basarnas mendapatkan informasi mengenai hilang kontaknya Lion Air JT 610 dari menara ATC pada pukul 06.50 WIB. Basarnas pun langsung memberangkatkan armada ke lokasi kontak terakhir untuk melakukan pencarian. Ada 130 personel Basarnas dan bantuan 30 orang yang dikerahkan untuk pencarian. Personel dikerahkan dari Jakarta, Cirebon, Bandung, dan Lampung.
Dari penelusuran di lapangan, Basarnas menemukan puing pesawat, pelampung, handphone. “Kedalaman laut di situ antara 30-35 meter. Kami masih berusaha menyelam ke sana untuk temukan pesawat tersebut,” kata Syaugi.
Basarnas belum bisa mengkonfirmasi berapa banyak korban selamat dari jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Syaugi mengatakan, pencarian masih dilakukan hingga saat ini. Basarnas berjanji informasi bakal dimutakhirkan tiap dua jam sekali.
(Baca: BNPB: 181 Penumpang dalam Penerbangan Lion Air JT-610).
Dari informasi yang terkumpul di redaksi, sejumlah penumpang merupakan pegawai di Direktorat Jenderal Pajak. Ada pula dari mereka bekerja di Badan Pemeriksa Keuangan.