Miftah Putuskan Pensiun dari Judo dan Beralih ke Catur

Katadata
Penulis: - Tim Publikasi Katadata
Editor: Arsip
9/10/2018, 22.57 WIB

Jakarta: Atlet blind judo putri Miftahul Jannah tak ambil pusing atas insiden diskualifikasi, karena enggan melepas hijab saat akan bertanding judo kelas 52 kg di JIexpo, Kemayoran, Senin (8/10) lalu. Miftah memutuskan akan pensiun dari judo dan akan fokus ke cabang olahraga blind chess yang sempat ia tekuni lebih dulu.

Miftah adalah atlet judo berkebutuhan khusus kelahiran Aceh Besar. Sebelum menggeluti cabang olahraga blind judo ia telah lebih dulu berkecimpung di olahraga catur. "Saya sudah kenal catur sejak kecil umur empat tahun, dikenalkan oleh orang tua," tuturnya saat jumpa pers di MPC GBK Arena, Senayan, Jakarta, Selasa (9/10) siang.

Meski masih berumur empat tahun, prestasi caturnya cukup membanggakan. "Hobi yang sangat saya cintai yaitu catur, saya mengikuti turnamen-turnamen catur di umur enam tahun dan alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan," tambah dara kelahiran 4 Mei 1977 ini.

Keputusannya untuk tetap menjadi atlet tetapi di cabang yang berbeda, sudah bulat. Miftah juga menyatakan tidak kecewa, karena keputusannya selaras dengan keyakinan.  “Nggak balik lagi ke judo saya tetap komitmen dan berusaha menjadi atlet catur meskipun banyak rintangannya," katanya mantab.

Menpora telah mendengar beberapa masukan termasuk dari pelatih, NPC, deputi, Inapgoc terkait perpindahan Miftah ke cabang olahraga blind chess. "Saya telah mendengar dari semua pihak termasuk Miftah yang tetap bertekad menjadi atlet nasional tetapi di cabor blind catur," kata Menpora. 

Pemerintah melalui Menpora Imam Nahrawi sangat mengapresiasi dan mengagumi prinsip yang dipegang teguh Miftah. "Kami menghargai dan mengapresiasi keputusan Miftah yang mempertahankan prinsipnya untuk tetap menutup auratnya dengan jilbab, semoga ini menjadi penyemangat atlet lain terutama federasi judo internasional," kata Menpora.

Di sisi lain kata Menpora, regulasi Federasi Judo Internasional harus tetap diterapkan sebaik mungkin. Menurutnya yang terjadi adalah soal pertandingan, bukan soal agama. Menghargai perbedaan, prinsip, dan aturan harus sama sama berjalan.

Pemerintah akan terus mengawal agar regulasi judo internasional membuat aturan yang lebih fleksibel. "Semoga ke depan ada aturan hijab yang lebih fleksibel dan bisa dimodifikasi dipakai para judoka kita, dengan standar yang memberi rasa aman dan nyaman," kata Menpora menambahkan. (ben)